aku menulis sajak:
untuk melawan lupa,
untuk mereka yang teraniaya,
sebagai pemberontakan nurani terluka.
betapa gelapnya, negeri,
yang merumah tanpa jendela:
di dalamnya, tuhan yg setengah jadi,
menuliskan obituari matahari.
kusebut ia tubuh kesedihan:
ada bunga, yang dimekarkan musim sepi.
ada hujan, yg dituangkan ke matanya sendiri.
Telah kutahan dengan keras,
tapi rindu bunga kecil
yang berjuang tumbuh,
di celah sempit batu-batu cadas.
Rinduku padamu:
seperti arakan demonstran kenaikan BBM,
dengan spanduk-spanduk konyol,
dan sedikit anarki.
Sesekali aku sengaja
menahan nafas sendiri,
agar mengerti, betapa
berharganya nafas ini.
Next →
Popular Posts
-
KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1 KERITANG KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL PROVINSI RIAU DALAM MENGENAL JARINGAN KOMPUTER BAB I PENDAHU...
-
PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK) TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 1. Latar Belakang ...
-
Tak hanya kamu, Aku pun gemar-gemarnya belajar Untuk lebih peka mendengar Suara hatimu yang malu-malu Mengucap rindu Tak hanya ka...
-
Nama : Tawakkal Nim : 50700112094 Semester : III Ilmu Komunikasi C Mata Kuliah : Dasar-Dasar Te...
-
Di manakah Indonesia? apakah jawabnya hanya sebatas fisik belaka? sebab di dalam lagu Indonesia Raya terdapat kalimat "di sanalah aku b...
-
Kematian mestinya tidak menakutkan karena itu pasti. Tapi mengapa yang pasti itu kita masih takuti? Dimanapun, kita bisa saja mati. Hanya......
-
ISO 100, 27 mm, F 5,6, 1/125 s ISO 100, 82 mm, F 5,6, 1/125 s SO 100, 82 mm, F 5,6, 1/125 s
-
Aku dihadapkan pada sebuah pelajaran yang sangat sulit saat bertemu denganmu. Senyummu, menumbuhkan bunga-bunga indah di taman hatiku. ...
Label
- Contoh Proposal Penelitian Kualitatif (1)
- Foto (2)
- Fotografi (1)
- Ilmu Komunikasi (1)
- Khutbah Jum'at (2)
- Opini Publik (1)
- Pemulung Senja (2)
- proposal penelitian kuantitatif (1)
0 komentar:
Posting Komentar