Newest Post

Laporan Public Relations Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

| Kamis, 16 Januari 2014
Baca selengkapnya »
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi merupakan fenomena yang terus bergerak dan melaju dengan kencang. Seiring dengan hal tersebut maka mau tidak mau mahasiswa sebagai pengemban amanat masyarakat harus tanggap dalam menyikapi perkembangan tersebut. Dengan keberadaan unit (public relations) di sebuah Lembaga atau Instansi dalam hal ini adalah Fakutas Dakwah dan Komunikasi, merupakan suatu keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang suatu kegiatan atau aktivitas instansi yang bersangkutan, baik ditujukan untuk hubungan masyarakat ke dalam (internal), maupun kepada masyarakat luar pada umumnya (eksternal). Public relations merupakan alat atau saluran untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi mengenai publikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi melalui kerjasama dengan pihak mahasiswa, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya. Seperti yang telah dijelaskan, secara garis besarnya public relations nantinya mempunyai peran ganda di Fakultas Dakwah dan Komunikasi: yaitu fungsi keluar berupaya memberikan informasi atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi/lembaga kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib menyerap reaksi , aspirasi atau opini khalayak tersebut di serasikan demi aktivitas academik.
Disinilah peran seorang Publik Relations  menjadi sangat penting di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dimana seorang Public Relations harus mampu mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam aktivitas akademik. Sehingga mampu memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh birokrasi dan mahasiswa untuk menampung dan menyelesaikan semua aspirasi mahasiswa tanpa ada pihak-pihak yang di rugikan serta tetap terjalin hubungan yang baik dan memuaskan antara hubungan publik dengan para pemimpin di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Menurut James E.Gruning, perkembangan public relations dalam praktik terdapat 4 model, baik secara konseptual maupun manajemen komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1.      Model press agentry atau model propaganda
Secara praktik PR pada tahap ini melakukan propaganda melalui komunikasi   searah untuk tujuan mamberikan publisitas yang menguntungkan dan khususnya menghadapi media massa. Walaupun pemberian informasinya tidak jujur atau mengandung ketidakbenaran sebagai upaya manipulasinya hal yang negatif atas lembaga atau organisasinya sebagai upaya manipulasinya hal yang negatif atas lembaga atau organisasinya.
2.      Model public information
Dalam hal ini PR bertindak sebagai “Journalis in residens”, artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarluaskan informasinya kepada publik, dan mengendalikan berita atau informasinya kepada media massa yang lebih baik dan mengandung kebenaran melalui penyebaran news letter, brosur dan surat langsung (direct mail).
3.      Model asimetris dua arah (two way asymmetrical model)
Pada tahap ini, pihak PR dalam praktinya melalui penyampaian pesannya berdasarkan hasil riset dan strategi ilmiah (scientific persuasive) untuk berupaya membujuk publik, agar mau bekerja sama, bersikap dan berpikir sesuai dengan harapan organisasi.
4.       Model simetris dua arah (two way symmetrical model)
Model ini, PR melakukan kegiatan berdasarkan penelitian dan menggunakan teknik komunikasi untuk mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik secara strategis.
Model paling terakhir ini lebih dapat diterima dan dianggap lebih etis dalam hal penyampaian pesan, informasi, komunikasi yang membujuk untuk membangun saling pengertian, pamahaman dan mempercayai antara kedua belah pihak. Sedangkan sebagai teknisi PR, melihat PR sebagai ajang kreativitas, seni dan kegiatan kerja dalam melekukan fungsi dan peran PR.
1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan pada kesempatan kali ini yaitu :
·         Bagaimana gambaran Fakultas Dakwah dan Komunikasi
·         Bagaimana peran PR pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
1.3  Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas maka, tujuan yang ingin di capai penulis selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
·         Untuk memberikan gambaran tentang bagaimana Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
·         Memberikan informasi tentang peran PR pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Public Relations
Public Relation (PR) atau kadang disebut dengan istilah Hubungan Masyarakat (humas) memiliki posisi yang sangat penting dalam sebuah organisasi, terutama bila organisasi tersebut sering berinteraksi dengan masyarakat luas. PR sangat menentukan perwajahan organisasi tersebut di mata masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan karena PR-lah yang merupakan salah satu front liner penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat. PR menentukan kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Dan hubungan dengan masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, PR juga berperan dalam membangun hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi dengan masyarakat luas. Untuk itu, di dalam sebuah PR sangat penting untuk bisa mengelola manajemen komunikasi. Aktivitas Public Relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way trafic communications) antara lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, dsb, demi kemajuan lembaga atau citra positif bagi lembaga bersangkutan. Jadi, kegiatan Public Relations tersebut sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
Definisi Public Relations yang di kemukakan oleh Otin Baskin, et.al (1997) adalah sebagai berikut : Public relation is a management function that helps achives organizational objectives, define philosophy and facilitate organizational change. Public relatios practitioners communicate with all relevant internal and external publics to develop positive relationship and to create concistency between organizational goals and societal expectations. Public relations pratitioners develop, execute and evaluate organizational programs that promote the exchange of influence and understanding among an organization’s constituent parts and publics. (PR adalah fungsi manajemen yang membantu meraih tujuan organisasi, merumuskan filosofi dan memperantarai perubahan organisasi. Praktisi PR berkomunikasi dengan seluruh publik internal dan eksternal yang terkait untuk membangun hubungan positif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan organisasi dan harapan masyarakat. Praktisi PR mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi program organisasi dengan mendorong pertukaran pengaruh dan pengertian antara bagian-bagian pokok dan publik organisasi). Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit - komersial, publik- privat, pemerintah -swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal. Dewasa ini, Public Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang di wakilinya.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa proses humas (tahapan fact finding, planning, communication, evaluation), sepenuhnya mengacu pada pendekatan manajerial. Manajemen itu dapat dirumuskan sebagai suatu proses dari kelompok orang-orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam proses tersebut kita jumpai teknik-teknik dan koordinasi tertentu yang dipergunakan oleh kelompok orang-orang yang disebut manajer di dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu sendiri. Proses ini pun mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan analistik seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam melaksanakan manajemen (POAC, Planning, Organizing, Actuating, Controlling). PR merupakan suatu subyek studi dan kegiatan yang sangat diminati negara-negara di Dunia, karena mereka memang menghadapi kebutuhan yang mendesak untuk menyebarluaskan berbagai macam pengetahuan dan pemahaman kepada penduduknya. Baik sektor swasta
maupun pemerintah di negara-negara di dunia sama-sama berkepentingan untuk membuat khalayak masing-masing mengetahui keberadaan mereka. Suatu hal yang perlu ditekankan disini adalah, jangan sampai mengacaukan makna kegiatan humas dengan kegiatan propaganda, meskipun perbadaan antara keduanya terkadang memang tidak begitu jelas.
Mengenai kedudukan Humas dalam lembaga pemerintahan, Cultip & Center, dalam bukunya Effective Publik Speaking (2007:6), mengatakan bahwa ,”idealnya humas itu dimasukkan dalam staf inti, langsung berada di bawah pimpinan (decision makers), atau top managers, supaya lebih mampu dalam menjalankan tugasnya. Dengan posisi itu, ia dapat mengetahui langsung latar belakang dari suatu keputusan yang diambil oleh pimpinan lembaga, sehingga ia langsung mendapat bahan informasi untuk disampaikan kepada publik yang bersangkutan. Program dan administrasi hubungan legeslatif nasional, negara bagian, dan lokal serta program masalah masyarakat secara logis merpakan tanggu jawab humas. Akan tetapi, di beberapa perusahaan, dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam bidang khusus ini dari para pelaksana humas, maka hal ini ditangani oleh bagian hukum, suatu panitia hubungan pemerintah, suatu bagian hubungan pemerintah yang terpisah, atau suatu badan hubungan-pemerintah dari luar yang bekerjasama dengan staf humas dan staf hukum.
Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) yaitu tidak ada sesuatu yang diperjualbelikan (aspek komersial), walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Tetapi lebih menekankan pada publik servis atau demi meningkatkan pelayanan umumnya. Melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kabijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas
atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D. Millet dalam bukunya, Management Public Service the Quest For Effective Performance, yang artinya Humas/ PR dalam instansi/ lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas
utamanya, yaitu :
1.      Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning abaut public desires and aspiration).
2.      Kegiatan memberikan nasehat atau sumbang saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi/ lembaga pemerintah seperti yang di kehendaki oleh pihak publiknya (advising the public abaut what isshould desire).
3.      Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang di peroleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring statisfactory contact between public and government official).
4.      Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telahdiupayakan oleh suatu lembaga/ instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and abaut what an agency is doing). PR menyadari bahwa komunikasi yang baik, etis serta hubungan manusiawi yang benar-benar manusiawi merupakan alat dalam melaksanakan semua tugas-tugas seorang PR serta alat untuk mengatasi hubungan yang tegang antara organisasi dan publik internal dan eksternal.
Perkembangan profesionalisme Public relations yang berkaitan dengan pengembangan peranan PR, baik sebagai praktisi maupun profesional dalam suatu organisasi atau perusahaan, menurut Dozier, D. M. (1992), bahwa peranan praktisi Public Relations dalam organisasi tersebut salah satu kunci untuk memahami fungsi public relations dan komunikasi organisasi, disamping itu juga merupakan kunci untuk pengembangan peranan praktisi PRO (pejabat Humas) dan pencapaian Profesionalisme dalam Public Relations.     Menurut Dozier dan Broom (1995) bahwa peranan public relations di bagi empat kategori dalam suatu organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Expert prescriber
Sebagai praktisi ahli public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi ahli PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan pasiennya, sehingga pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah di sarankan atau usulan dari praktisi PR (expert prescriber) yang memiliki pengalaman dan ketrampilan tinggi dalam memecahkan serta mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
2. Communication fasilitator
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagi komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Problem solving process fasilitator
Peranan praktisi PR dalam hal proses pemecahan persoalan public relations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang di koordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi dalam menghadapi serta mengatasi persoalan krisis tertentu.
4. Communication technician
Berbeda dengan tiga praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Sedangkan dalam peranan communication technician ini sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkat (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Di samping itu, untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana dengan baik.
 Fungsi dan tanggung jawab manajer humas hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua bagian dalam perusahaan di satu sisi dan antara perusahaan itu dengan publik internal dan publik eksternal. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran perusahaan. Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi lingkungan. Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu. Hasil pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan begitu seterusnya secara berkesinambungan.
Fungsi kehumasan itu diharapkan berhasil kalau berada di bawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/ instansi bersangkutan. Artinya fungsi public relations dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah antara organisasi/ badan instansi yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasaran (target audience) yang pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi bersangkutan. Sesuai dengan intisari definisi kerja Humas oleh Dr. Rex Harlow, dari San Fransisco, Amerika tersebut yang menjadi acuan para anggota IPRA (Internasional Public Relations Association), antara lain : “Hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.
Aktivitas public relations mulai dari pembenahan organisasi internal PR/ Humas (PR begins at home), hingga kegiatan bersifat membangun citra perusahaan (image corporate building), citra cermin (mirror image), serta citra lain sebagainya. Secara operatif, maka Humas/ PR merupakan fungsi khusus manajemen (specialized management function) yaitu membantu memelihara aturan bermain bersama melalui saluran komunikasi ke dalam dan ke luar, agara tercipta saling pengertian atau kerja sementara organisasi dan publiknya, termasuk mengidentifikasi, dalam menanggapi opini publik yang sesuai atau tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh lembaga/ organisasi bersangkutan, serta membantu fungsi manajemen dalam mengantisipasi, memonitor, dan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta tantangan atau perubahan yang terjadi di dalam masyarakat/ publiknya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Gambaran Fakultas Dakwah dan Komunikasi
·         Sejarah Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Pada awal berdirinya, IAIN Alauddin Ujung Pandang hanya mempunyai 3 fakultas, masing-masing fakultas Syari’ah, fakultas Tarbiyah, dan fakultas Usuluddin. Ketiga fakultas tersebut merupakan fakultas-fakultas agama dari Universitas Muslim Indonesia (UMI)  dalam rangka pendirian IAIN di Ujung Pandang, ketika fakultas agama UMI tersebut di jadikan fakultas cabang dari fakultas yang ada di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Selanjutnya ketiga fakultas cabang tersebut di jadikan sebagai salah satu syarat berdirinya satu IAIN. Dengan sendirinya, ketiga fakultas yang dimaksud menjadi fakultas Syari’ah, Tarbiyah dan Usuluddin IAIN Alauddin Ujung Pandang.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat muslim di Makassar serta mengembangkan visi dan misi IAIN Alauddin, maka di buka lagi satu fakultas yaitu fakultas Adab IAIN Alauddin Ujung Pandang, sehingga di IAIN Alauddin terdapat empat fakultas yaitu : fakultas Syari’ah, Tarbiyah, Usuluddin dan Fakultas Adab. Pembukaan fakultas Adab tersebut berdasarkan surat keputusan menteri agama R.I Nomor: 148 tahun 1967, tanggal 23 November 1967, tidak lama seseudah fakultas Adab dibuka, maka di buka lagi satu fakultas yaitu Fakultas Dakwah yang berkedudukan di Bulukumba (sekarang sudah di relokasi ke Makassar).
Fakultas Dakwah (sejak tahun 2006 telah berubah nama menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi). Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang ide pendiriannya telah muncul pada tahun 1968 di Bulukumba atas inisiatif dan prakarsa pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dan berstatus sebagai fakultas Ushuluddin filial Bulukumba, kemudian di resmikan menjadi fakultas Dakwah IAIN Alauddin cabang Bulukumba oleh mentri agama RI (Bapak K.H. Muhammad Dahlan) pada tanggal 1 rabiul awal 1390 H di Palu Sulawesi Tengah berdasarkan SK mentri agama RI no. 253 tahun 1970 tanggal 31 September 1970 berstatus filial atas inisiatif rektor IAIN Alauddin (sekarang UIN Alauddin) Drs. H. Muhiddin dan Dra. Syamsiah Noor di tunjuk sebagai Dekan, sedangkan penanggung jawab adalah bupati kepala daerah Tk.II Bulukumba, Drs. Andi Bakri Tandarama dan di bantu oleh beberapa tokoh masyarakat Bulukumba.
Pada tahun 1971  berdasarkan keputusan menteri agama RI no.253 mengubah status ‘filial’ menjadi Fakultas Dakwah  ‘cabang’ Bulukumba dan memiliki satu jurusan yaitu Bimbingan Penyuluhan Masyarakat (BPM) kemudian keputusan menteri agama No.65 Tahun 1982 tanggal 14 Juli 1982 status cabang di tingkatkan menjadi Madya. Setahun kemudian, dengan dasar SK rektor no. 31 Tahun 1983 tanggal 10 September 1983 di buka tingkat doktoral dan di beri kewenangan untuk mencetak sarjana lengkap.
Selanjutnya dengan keputusan Presiden RI No. 9 tahun 1987 serta realisasinya melalui keputusan menteri agama RI no. 18 Tahun 1988 maka fakultas dakwah dialihkan ke Ujung Pandang (sekarang Makassar) dengan menambah satu jurusan lagi yaitu Penerangan dan Penyiaran Agama Islam (PPAI) dan pada tuhan 1989/1990 jurusan BPM diubah namanya menjadi Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam (BPAI). Sejak peralihannya ke Ujung Pandang, fakultas dakwah banyak mengalami kemajuan dan perubahan baik kuantitas maupun kualitas dosen serta mahasiswa.
Sejak itu seiring dengan perkembangan mahasiswa serta dinamika akademis secara rasional di buka jurusan-jurusan lain dan perubahan nama. Dua jurusan yang diubah namanya adalah jurusan BPAI menjadi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) dan jurusan PPAI menjadi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Disamping itu dibuka juga jurusan baru yaitu jurusan Manajemen Dakwah (MD) dan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) serta jurusan Teknik Informatika (kini bergabung dengan Fakultas Sains dan Teknologi). Dan pada tahun 2001/2002 dibuka program diploma dua (D.2 BPI) baik di Makassar maupun di daerah-daerah (Bulukumba, Maros, Luwu, Tanah Toraja, dan Mamuju).
Pada tahun 2005/2006 dibuka lagi jurusan baru yaitu jurusan Jurnalistik, sesuai dengan surat Depdiknas RI no. 4035/D/T/2005 perihal: Rekomendasi penambahan program-program studi baru pada UIN Alauddin Makassar, tertanggal 9 Desember 2005, dan pada tahun akademik 2007/2008 telah dibuka Konsentrasi Kessos yang bernaung dibawah jurusan/Prodi PMI, serta pada tahun akademik 2008/2009 juga dubuka jurusan Ilmu Komunikasi sesuai surat Dekdiknes No. 2419/D/T/2007 perihal rekomendasi penyelenggaraan program-program studi baru pada UIN Alauddin.
Fakultas dakwah tumbuh dan berkembang seirama dengan perkembangan masyarakat. Salah satu wujud perkembangan fakultas dakwah ialah berubahnya nama fakultas dakwah menjadi fakultas Dakwah dan Komunikasi  dan di kembangkannya jurusan yang ada . Jika pada awal berdirinya, hanya membina jurusan dakwah, kini sudah memiliki enam jurusan yaitu: jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Manajemen Dakwah (MD), Pengembangan Masyarakat Islam (Konsentrasi Kesejahteraan Sosial ), Jurnalistik dan Ilmu Komunikasi .
Fakultas dakwah telah berubah nama menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi  sejak dikeluarkannya Organisasi dan Tatakerja (ortaker) UIN Alauddin Makassar melalui peraturan Mentri Agama RI Nomor 5 Tahun 2006 tanggal 16 Maret 2006 .


·         Visi , Misi dan Tujuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
VISI
Sebagai pusat pengembangan akademik khususnya dalam kajian Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi  yang  dilandasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah yang dijiwai oleh al-Quran dan Sunnah .
MISI
1.      Meningkatkan kualitas akademik dalam bidang dakwah dan komunikasi secara profesional yang dilandasi oleh semangat uswatun khasanah .
2.      Mengembangkan potensi dan kapasitas keilmuan dakwah dan Komunikasi kearah terwujudnya sarjana muslim yang cerdas, profesional, terampil, bertanggung jawab dan memiliki akhlakul karimah
3.      Mewujudkan sarjana dakwah dan Komunikasi yang berdaya saing tinggi, berperadaban dalam bidang Dakwah dan Komunikasi
TUJUAN
1.      Terwujudnya keunggulan akademik dalam bidang Dakwah dan Komunikasi secara profesional yang dilandasi oleh akhlakul karimah yang dijiwai oleh al-Quran dan Sunnah
2.      Tercapainya potensi akademik mahasiswa yang berdimensi keilmuan Dakwah dan Komunikasi, serta mampu mengaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai akhlakul karimah
3.      Menghasilkan sarjana muslim yang ahli dalam bidang Dakwah dan Komunikasi, professional, dan bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat yang berperadaban tinggi yang dijiwai oleh al-Quran dan sunnah .





·         Fasilitas dan penunjang perkuliahan
Fakultas dakwah dan komunikasi UIN Alauddin Makassar menyediakan berbagai fasilitas dalam menunjang keberhasilan studi yaitu:
1.      Gedung kuliah dengan arsitektur Timur Tengah
2.      Perpusatakaan dengan fasilitas buku, Koran, majalah. (dilengkapi WIFI)
3.      Tempat parkir yang aman dan nyaman
a.       Studio Radio (SYI’AR FM 107,1 )
b.      Studio TV
c.       Studio Fotografi
d.      Studio Desain Grafis
e.       Lab. Percetakan
f.       Lab. Multimedia
g.      Lab. Bimbingan Counseling
4.      Sarana Olah Raga
a.       Lapangan Sepak Bola
b.      Lapangan Futsal
c.       Lapangan Bola Volley
d.      Lapangan Bulutangkis
e.       Lapangan Sepaktakraw
f.       Lapangan Basket
3.2    Peran Public Relations pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin          Makassar
Perkembangan profesionalisme Publik Relations yang berkaitan dengan pengembangan peranan PR pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, baik sebagai praktisi maupun profesional
1. Expert prescriber
2. Communication fasilitator
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagi komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3. Problem solving process fasilitator
Peranan praktisi PR dalam hal proses pemecahan persoalan public relations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penesihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang di koordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi dalam menghadapi serta mengatasi persoalan krisis tertentu.
4. Communication technician
Berbeda dengan tiga praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Sedangkan dalam peranan communication technician ini sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkat (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Di samping itu, untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana dengan baik. Fungsi dan tanggung jawab manajer humas hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua bagian dalam perusahaan di satu sisi dan antara perusahaan itu dengan publik internal dan publik eksternal. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran perusahaan. Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi lingkungan. Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu. Hasil pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan begitu seterusnya secara berkesinambungan. Fungsi kehumasan itu diharapkan berhasil kalau berada di bawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/ instansi bersangkutan. Artinya fungsi public relation dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah antara organisasi/ badan instansi yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasaran (target audience) yang pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh organisasi bersangkutan. Sesuai dengan intisari definisi kerja Humas oleh Dr. Rex Harlow, dari San Fransisco, Amerika tersebut yang menjadi acuan para anggota IPRA (Internasional Public Relations Association), antara lain : “Hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama. itkan dengan definisi Humas yang sekaligus merupakan acuan fungsi kehumasan tersebut diatas, aktivitas public relations mulai dari pembenahan organisasi internal PR/ Humas (PR begins at home), hingga kegiatan bersifat membangun citra perusahaan (image corporate building), citra cermin (mirror image), serta citra lain sebagainya. Secara operatif, maka Humas/ PR merupakan fungsi khusus manajemen (specialized management function) yaitu membantu memelihara aturan bermain bersama melalui saluran komunikasi ke dalam dan ke luar, agara tercipta saling pengertian atau kerja samaantara organisasi dan publiknya, termasuk mengidentifikasi, dalam menanggapi opini publik yang sesuai atau tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh lembaga/ organisasi bersangkutan, serta membantu fungsi manajemen dalam mengantisipasi, memonitor, dan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta tantangan atau perubahan yang terjadi di dalam masyarakat/ publiknya.
Dengan mengaitkan public relations secara umum dengan peran PR pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi maka dapat digambarkan dalam dua peranan secara internal dan eksternal:
1.      Internal
a)      Menyampaiakan  agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan para karyawan. Langkah ini dilakukan dengan dua jenis yaitu :
·         Komunikasi personal atau pribadi
Komunikasi personal tatap muka yang berlangsung pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi secara dialogis sehingga berlangsung kontak pribadi dan disebut juga komunikasi antar pribadi. Komunikasi personal lewat media dengan menggunakan alat, misalnya telepon, dan masih banyak lagi yang lain. Karena melalui alat diantara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi, sedangkan tatap muka merupakan jenis komunikasi yang biasa dilakukan pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
·         Komunikasi kelompok
b.      Publikasi informasi terhadap aktivitas akademik dilakukan dengan penyampaian informasi dari ruangan dekan dan penyampaian dengan mengunakan media elektronik seperti TV yang ada di Lobi
c.       melaksanakan pengumpulan, pengolahan data dan berita, publikasi dan dokumentasi guna memperjelas kebijakan Fakultas serta penyelenggaraan dan pementauan media potensi informasi
d.      Mendorong tercapainya saling pengertian antara mahasiswa dengan   pemimpin.
e.       Untuk meningkatkan bobot kualitas para  aktivitas akademik
f.       Untuk menciptakan identitas  baru yang lebih positif di fakultas Dakwah dan Komunikasi.
g.      Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan fakutas Dakwah dan Komunikasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
h.      Menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak di fakultas Dakwah dan komunikasi.
i.        Mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah di fakultas Dakwah dan Komunikasi.
j.        Menulis dan menyiapkan artikel mengenai sejarah fakultas, laporan tahunan, poster-poster pendidikan untuk Fakultas  dan sebagainya.
k.      Menyiapkan perayaan hari raya fakultas.

2. Eksternal
a.       Kerjasama Informasi dengan media massa dengan menyelipkan salah seorang penulis yang biasa menulis dalam media massa
b.      Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan informasi dengan membuat semacam portal yang bisa diakses oleh masyarakat luar.
c.       Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dengan pengiriman mahasiswa yang KKN yang dibekali oleh ilmu islam sebagai terapan dakwah.
d.      Pembentukan kerja sama sebagai salah satu kegiatan Posdaya dalam bentuk Desa Binaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan pengaplikasian baksos dan menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah tapi juga sebagai tempat aktivitas yang lain.
e.       Pengumpulan informasi dan data dokumentasi yang bisa di publikasikan dalam khalayak. Hal ini dapt dilakukan dengan pemanpaatan radio syiar dan Portal Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Melakukan Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
f.       Meyakinkan masyarakat bahwa Fakultas Dakwah dan Komunikasi mampu bertahan atau berkembang dalam menciptakan lulusan yang berahlak dan berintelektual.
g.      Mendukung keterlibatan Fakultas  sebagai pembuat acara sosial yang ada diluar.
h.      Menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh fakultas kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
i.        Efektif dalam membangun pengenalan jurusan  dan pengetahuan jurusan yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.




BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, penulis dapat menarik kesimpulan tentang peran Public Relations Fakultas Dakwah dan Komunikasi dalam Pengolahan Informasi internal dan eksternal serta bagaimana gambaran Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai pusat pengembangan akademik khususnya dalam kajian Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi  yang  dilandasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah yang di jiwai oleh al-Quran dan Sunnah . Dengan dihiasi 6 jurusan yang memiliki tujuan tercapainya potensi akademik mahasiswa yang berdimensi keilmuan Dakwah dan Komunikasi, serta mampu mengaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai akhlakul karimah dan Menghasilkan sarjana muslim yang ahli dalam bidang Dakwah dan Komunikasi, professional, dan bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat yang berperadaban tinggi yang di jiwai oleh al-Quran dan sunnah .
·         Peran Public Relations pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu :
a.       Internal
1.      Mendorong tercapainya saling pengertian antara mahasiswa dengan   pemimpin.
2.      Untuk meningkatkan bobot kualitas para  aktivitas akademik
3.      Untuk menciptakan identitas  baru yang lebih positif di fakultas Dakwah dan Komunikasi.
4.      Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan fakutas Dakwah dan Komunikasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
5.      Menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak di fakultas Dakwah dan komunikasi
6.      Mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah di fakultas Dakwah dan Komunikasi.
7.      Menulis dan menyiapkan artikel mengenai sejarah fakultas, laporan tahunan, poster-poster pendidikan untuk Fakultas  dan sebagainya.
8.      Menyiapkan perayaan hari raya fakultas.
b.      Eksternal
1.      Melakukan Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2.      Meyakinkan masyarakat bahwa Fakultas Dakwah dan Komunikasi mampu bertahan atau berkembang dalam menciptakan lulusan yang berahlak dan berintelektual.
3.      Mendukung keterlibatan Fakultas  sebagai pembuat acara sosial yang ada diluar.
4.      Menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh Fakultas kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
5.      Efektif dalam membangun pengenalan jurusan  dan pengetahuan jurusan yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
6.      Kerjasama Informasi dengan media massa dengan menyelipkan salah seorang penulis yang biasa menulis dalam media massa
7.      Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan informasi dengan membuat semacam portal yang bisa diakses oleh masyarakat luar.
8.      Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dengan pengiriman mahasiswa yang KKN yang dibekali oleh ilmu islam sebagai terapan Dakwah.
9.      Pembentukan kerja sama sebagai salah satu kegiatan Posdaya dalam bentuk Desa Binaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan pengaplikasian baksos dan menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah tapi juga sebagai tempat aktivitas yang lain.




4.2  Saran
Berdasarkan kesimpulan dan data-data tersebut di atas yang telah penulis lakukan selama mengikutipenelitian, maka Penulis memberikan saran yang kiranya dapat membantu demi kemajuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yaitu :
·         Diharapkan Kantor Bagian Humas Fakultas Dakwah dan Komunikasi lebih meningkatkan etos kerja dalam memberikan Pelayanan Informasi kepada mahasiswa, mengingat tugas dan tanggung jawab Birokrasi  sangat berat dan sangat bervariasi demi membentuk citra yang baik di mata mahasiswa.
·         Pihak Fakultas hendaknya lebih mengarahkan dan memperhatikan penempatan Mahasiswa, sehingga Mahasiswa tidak salah dalam Memilih sikap, serta pembuatan kegiatan diluar kampus yang lebih sistematis serta mempunyai kesiapan awal yang full.
Demikian laporan penelitian ini dari Penulis, dan tak lupa penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis sendiri.


Laporan Public Relations Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar

Posted by : Alemusarai
Date :Kamis, 16 Januari 2014
With 0komentar
Next Prev

Popular Posts

▲Top▲