BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi
dan informasi merupakan fenomena yang terus bergerak dan melaju dengan kencang.
Seiring dengan hal tersebut maka mau tidak mau mahasiswa sebagai pengemban
amanat masyarakat harus tanggap dalam menyikapi perkembangan tersebut. Dengan
keberadaan unit (public relations) di sebuah Lembaga atau Instansi dalam hal
ini adalah Fakutas Dakwah dan Komunikasi, merupakan suatu keharusan secara
fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk
mempublikasikan tentang suatu kegiatan atau aktivitas instansi yang
bersangkutan, baik ditujukan untuk hubungan masyarakat ke dalam (internal),
maupun kepada masyarakat luar pada umumnya (eksternal). Public relations
merupakan alat atau saluran untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran
informasi mengenai publikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi melalui kerjasama
dengan pihak mahasiswa, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan
media tradisional lainnya. Seperti yang telah dijelaskan, secara garis besarnya
public relations nantinya mempunyai peran ganda di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi: yaitu fungsi keluar berupaya memberikan informasi atau pesan-pesan
sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi/lembaga kepada masyarakat
sebagai khalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib menyerap reaksi , aspirasi
atau opini khalayak tersebut di serasikan demi aktivitas academik.
Disinilah peran seorang Publik
Relations menjadi sangat penting di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dimana seorang Public Relations harus mampu
mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang
terdapat dalam aktivitas akademik. Sehingga mampu memberikan nasihat atau
sumbang saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh birokrasi dan
mahasiswa untuk menampung dan menyelesaikan semua aspirasi mahasiswa tanpa ada
pihak-pihak yang di rugikan serta tetap terjalin hubungan yang baik dan
memuaskan antara hubungan publik dengan para pemimpin di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi.
Menurut James E.Gruning, perkembangan public
relations dalam praktik terdapat 4 model, baik secara konseptual maupun
manajemen komunikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Model
press agentry atau model propaganda
Secara
praktik PR pada tahap ini melakukan propaganda melalui komunikasi searah untuk tujuan mamberikan publisitas
yang menguntungkan dan khususnya menghadapi media massa. Walaupun pemberian
informasinya tidak jujur atau mengandung ketidakbenaran sebagai upaya manipulasinya
hal yang negatif atas lembaga atau organisasinya sebagai upaya manipulasinya
hal yang negatif atas lembaga atau organisasinya.
2. Model
public information
Dalam
hal ini PR bertindak sebagai “Journalis in residens”, artinya bertindak sebagai
wartawan dalam menyebarluaskan informasinya kepada publik, dan mengendalikan
berita atau informasinya kepada media massa yang lebih baik dan mengandung
kebenaran melalui penyebaran news letter, brosur dan surat langsung
(direct mail).
3. Model
asimetris dua arah (two way asymmetrical model)
Pada
tahap ini, pihak PR dalam praktinya melalui penyampaian pesannya berdasarkan
hasil riset dan strategi ilmiah (scientific persuasive) untuk berupaya
membujuk publik, agar mau bekerja sama, bersikap dan berpikir sesuai dengan
harapan organisasi.
4. Model simetris dua arah (two way
symmetrical model)
Model
ini, PR melakukan kegiatan berdasarkan penelitian dan menggunakan teknik
komunikasi untuk mengelola konflik dan memperbaiki pemahaman publik secara
strategis.
Model paling terakhir ini lebih dapat
diterima dan dianggap lebih etis dalam hal penyampaian pesan, informasi,
komunikasi yang membujuk untuk membangun saling pengertian, pamahaman dan
mempercayai antara kedua belah pihak. Sedangkan sebagai teknisi PR, melihat PR
sebagai ajang kreativitas, seni dan kegiatan kerja dalam melekukan fungsi dan
peran PR.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang akan
dipecahkan pada kesempatan kali ini yaitu :
·
Bagaimana gambaran
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
·
Bagaimana peran PR pada
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
1.3
Tujuan
Berdasarkan
latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas maka, tujuan yang ingin
di capai penulis selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
·
Untuk memberikan
gambaran tentang bagaimana Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
·
Memberikan informasi
tentang peran PR pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Public Relations
Public Relation (PR) atau kadang disebut
dengan istilah Hubungan Masyarakat (humas) memiliki posisi yang sangat penting
dalam sebuah organisasi, terutama bila organisasi tersebut sering berinteraksi
dengan masyarakat luas. PR sangat menentukan perwajahan organisasi tersebut di mata
masyarakat luas. Hal tersebut disebabkan karena PR-lah yang merupakan salah
satu front liner penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat. PR menentukan
kesan positif sebuah organisasi di mata masyarakat. Dan hubungan dengan
masyarakat akan menentukan bagaimana organisasi tersebut bersosialisasi di
tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, PR juga berperan dalam membangun
hubungan, khususnya hubungan komunikasi, antara organisasi dengan masyarakat
luas. Untuk itu, di dalam sebuah PR sangat penting untuk bisa mengelola manajemen
komunikasi. Aktivitas Public Relations sehari-hari adalah menyelenggarakan
komunikasi timbal balik (two
way trafic communications)
antara lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling
pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan,
kegiatan produksi, dsb, demi kemajuan lembaga atau citra positif bagi lembaga
bersangkutan. Jadi, kegiatan Public Relations tersebut sangat erat kaitannya
dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.
Definisi Public Relations yang di
kemukakan oleh Otin Baskin, et.al (1997) adalah sebagai berikut : “Public
relation is a management function that helps achives organizational objectives,
define philosophy and facilitate organizational change. Public relatios
practitioners communicate with all relevant internal and external publics to
develop positive relationship and to create concistency between organizational
goals and societal expectations. Public relations pratitioners develop, execute
and evaluate organizational programs that promote the exchange of influence and
understanding among an organization’s constituent parts and publics”. (PR adalah fungsi
manajemen yang membantu meraih tujuan organisasi, merumuskan filosofi
dan memperantarai perubahan organisasi. Praktisi PR berkomunikasi dengan
seluruh publik internal dan eksternal yang terkait untuk membangun
hubungan positif dan untuk menciptakan konsistensi antara tujuan
organisasi dan harapan masyarakat. Praktisi PR mengembangkan, melaksanakan
dan mengevaluasi program organisasi dengan mendorong pertukaran pengaruh
dan pengertian antara bagian-bagian pokok dan publik organisasi).
Public Relations menyangkut suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk
semua organisasi (non profit - komersial, publik- privat, pemerintah -swasta).
Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan
periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal. Dewasa ini, Public
Relations harus berhadapan dengan fakta yang sebenarnya, terlepas dari
apakah fakta itu buruk, baik, atau tanpa pengaruh yang jelas. Karena itu, staf
Public Relations dituntut mampu menjadikan orang-orang lain memahami suatu
pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga yang di wakilinya.
Dalam
pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep
manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa proses humas
(tahapan fact finding, planning, communication, evaluation), sepenuhnya mengacu
pada pendekatan manajerial. Manajemen itu dapat dirumuskan sebagai suatu proses
dari kelompok orang-orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan
tertentu
untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam proses tersebut kita jumpai
teknik-teknik dan koordinasi tertentu yang dipergunakan oleh kelompok
orang-orang yang disebut manajer di dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
itu sendiri. Proses ini pun mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan
analistik seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dalam
melaksanakan manajemen (POAC, Planning, Organizing, Actuating, Controlling). PR
merupakan suatu subyek studi dan kegiatan yang sangat diminati negara-negara di
Dunia, karena mereka memang menghadapi kebutuhan yang mendesak untuk
menyebarluaskan berbagai macam pengetahuan dan pemahaman kepada penduduknya.
Baik sektor swasta
maupun
pemerintah di negara-negara di dunia sama-sama berkepentingan untuk membuat khalayak
masing-masing mengetahui keberadaan mereka. Suatu hal yang perlu ditekankan
disini adalah, jangan sampai mengacaukan makna kegiatan humas dengan kegiatan
propaganda, meskipun perbadaan antara keduanya terkadang memang tidak begitu
jelas.
Mengenai
kedudukan Humas dalam lembaga pemerintahan,
Cultip & Center, dalam bukunya Effective Publik Speaking (2007:6),
mengatakan bahwa ,”idealnya humas itu dimasukkan dalam staf inti, langsung
berada di bawah pimpinan (decision makers), atau top managers, supaya
lebih mampu dalam menjalankan tugasnya. Dengan posisi itu, ia dapat mengetahui
langsung latar belakang dari suatu keputusan yang diambil oleh pimpinan
lembaga, sehingga ia langsung mendapat bahan informasi untuk disampaikan kepada
publik yang bersangkutan. Program dan administrasi hubungan legeslatif
nasional, negara bagian, dan lokal serta program masalah masyarakat secara
logis merpakan tanggu jawab humas. Akan tetapi, di beberapa perusahaan,
dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam bidang khusus ini dari
para pelaksana humas, maka hal ini ditangani oleh bagian hukum, suatu panitia
hubungan pemerintah, suatu bagian hubungan pemerintah yang terpisah, atau suatu
badan hubungan-pemerintah dari luar yang bekerjasama dengan staf humas dan staf
hukum.
Perbedaan
pokok antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (humas) yang terdapat di
instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) yaitu tidak ada
sesuatu yang diperjualbelikan (aspek komersial), walaupun Humas Pemerintah juga
melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan.
Tetapi lebih menekankan pada publik servis atau demi meningkatkan
pelayanan umumnya. Melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah
dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kabijaksanaan dan
tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas
atau
kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. Menurut John D. Millet dalam bukunya, Management
Public Service the Quest For Effective Performance, yang artinya
Humas/ PR dalam instansi/ lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk
melaksanakan tugas
utamanya,
yaitu :
1. Mengamati
dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam
masyarakat (learning abaut public desires and aspiration).
2. Kegiatan
memberikan nasehat
atau sumbang saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi/
lembaga pemerintah seperti yang di kehendaki oleh pihak publiknya (advising
the public abaut what isshould desire).
3. Kemampuan
untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang di peroleh antara
hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring statisfactory
contact between public and government official).
4. Memberikan
penerangan dan informasi tentang apa yang telahdiupayakan oleh suatu lembaga/ instansi pemerintahan
yang bersangkutan (informing and abaut what an agency is doing).
PR menyadari bahwa komunikasi yang baik, etis serta hubungan manusiawi yang benar-benar manusiawi
merupakan alat dalam melaksanakan semua tugas-tugas seorang PR serta alat untuk
mengatasi hubungan yang tegang antara organisasi dan publik internal dan
eksternal.
Perkembangan profesionalisme Public relations yang berkaitan dengan
pengembangan peranan PR, baik sebagai praktisi maupun profesional dalam suatu
organisasi atau perusahaan, menurut Dozier, D. M. (1992), bahwa peranan
praktisi Public
Relations dalam
organisasi tersebut salah satu kunci untuk memahami fungsi public relations dan
komunikasi organisasi, disamping itu juga merupakan kunci untuk pengembangan
peranan praktisi PRO (pejabat Humas) dan pencapaian Profesionalisme dalam Public Relations. Menurut
Dozier dan Broom (1995) bahwa peranan public relations di bagi empat kategori dalam suatu organisasi,
yaitu sebagai
berikut :
1.
Expert prescriber
Sebagai praktisi ahli public relations
yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu untuk mencari
solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public
relationship). Hubungan
praktisi ahli PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dan
pasiennya, sehingga pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau
mempercayai apa yang telah di sarankan atau usulan dari praktisi PR (expert
prescriber) yang memiliki pengalaman dan ketrampilan tinggi dalam memecahkan
serta mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi
bersangkutan.
2.
Communication fasilitator
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak
sebagi komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi
yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan
komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3.
Problem solving process fasilitator
Peranan praktisi PR dalam hal proses
pemecahan persoalan public relations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat
(adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi
persoalan atau krisis yang
tengah
dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatu
krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang di koordinir praktisi
ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim
khusus untuk membantu organisasi dalam menghadapi serta mengatasi persoalan
krisis tertentu.
4.
Communication technician
Berbeda dengan tiga praktisi PR
profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen
organisasi. Sedangkan dalam peranan communication technician ini sebagai journalist in resident
yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of
communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung
dari masing-masing bagian atau tingkat (level), yaitu secara teknis komunikasi,
baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan
dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Dengan melihat
proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam suatu organisasi
yang sudah dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya
menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Di samping itu, untuk dapat
mencapai tujuan organisasi secara
efisien
dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana dengan baik.
Fungsi dan tanggung jawab manajer humas
hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua
bagian dalam perusahaan di satu sisi dan antara perusahaan itu dengan publik
internal dan publik eksternal. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, tiap
staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran perusahaan. Memantau
keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi lingkungan.
Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu. Hasil pemantauan hari
ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan begitu seterusnya
secara berkesinambungan.
Fungsi kehumasan itu diharapkan berhasil
kalau berada di bawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan
tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/ instansi bersangkutan. Artinya
fungsi public relations
dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah antara organisasi/
badan instansi yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasaran (target
audience) yang pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan
citra yang hendak dicapai oleh organisasi bersangkutan. Sesuai dengan intisari
definisi kerja Humas oleh Dr. Rex Harlow, dari San Fransisco, Amerika tersebut
yang menjadi acuan para anggota IPRA (Internasional Public Relations
Association), antara lain : “Hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua
arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung
fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta
pemenuhan kepentingan bersama.
Aktivitas
public relations mulai dari pembenahan organisasi internal PR/ Humas (PR begins
at home), hingga kegiatan bersifat membangun citra perusahaan (image
corporate building), citra cermin (mirror image), serta citra lain
sebagainya. Secara operatif, maka Humas/ PR merupakan fungsi khusus manajemen (specialized
management function) yaitu membantu memelihara aturan bermain bersama
melalui saluran komunikasi ke dalam dan ke luar, agara tercipta saling
pengertian atau kerja sementara organisasi dan
publiknya, termasuk mengidentifikasi, dalam menanggapi opini publik yang sesuai
atau tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh lembaga/ organisasi
bersangkutan, serta membantu fungsi manajemen dalam mengantisipasi, memonitor,
dan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta tantangan atau perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat/ publiknya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Gambaran
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
·
Sejarah Fakultas Dakwah
dan Komunikasi
Pada
awal berdirinya, IAIN Alauddin Ujung Pandang hanya mempunyai 3 fakultas,
masing-masing fakultas Syari’ah, fakultas Tarbiyah, dan fakultas Usuluddin.
Ketiga fakultas tersebut merupakan fakultas-fakultas agama dari Universitas
Muslim Indonesia (UMI) dalam rangka
pendirian IAIN di Ujung Pandang, ketika fakultas agama UMI tersebut di jadikan
fakultas cabang dari fakultas yang ada di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.
Selanjutnya ketiga fakultas cabang tersebut di jadikan sebagai salah satu
syarat berdirinya satu IAIN. Dengan sendirinya, ketiga fakultas yang dimaksud
menjadi fakultas Syari’ah, Tarbiyah dan Usuluddin IAIN Alauddin Ujung Pandang.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat muslim di Makassar serta mengembangkan visi dan misi IAIN Alauddin,
maka di buka lagi satu fakultas yaitu fakultas Adab IAIN Alauddin Ujung
Pandang, sehingga di IAIN Alauddin terdapat empat fakultas yaitu : fakultas
Syari’ah, Tarbiyah, Usuluddin dan Fakultas Adab. Pembukaan fakultas Adab
tersebut berdasarkan surat
keputusan menteri agama R.I Nomor: 148 tahun 1967, tanggal 23 November 1967,
tidak lama seseudah fakultas Adab dibuka, maka di buka lagi satu fakultas yaitu Fakultas Dakwah yang
berkedudukan di Bulukumba (sekarang sudah di relokasi ke Makassar).
Fakultas Dakwah (sejak tahun 2006 telah
berubah nama menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi). Fakultas Dakwah dan
Komunikasi yang ide pendiriannya telah muncul pada tahun 1968 di Bulukumba atas
inisiatif dan prakarsa pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dan berstatus
sebagai fakultas Ushuluddin filial Bulukumba, kemudian di resmikan menjadi
fakultas Dakwah IAIN Alauddin cabang Bulukumba oleh mentri agama RI (Bapak K.H.
Muhammad Dahlan) pada tanggal 1 rabiul awal 1390 H di Palu Sulawesi Tengah
berdasarkan SK mentri agama RI no. 253 tahun 1970 tanggal 31 September 1970
berstatus filial atas inisiatif rektor IAIN Alauddin (sekarang UIN Alauddin)
Drs. H. Muhiddin dan Dra. Syamsiah Noor di tunjuk sebagai Dekan, sedangkan
penanggung jawab adalah bupati kepala daerah Tk.II Bulukumba, Drs. Andi Bakri
Tandarama dan di bantu oleh beberapa tokoh
masyarakat Bulukumba.
Pada tahun 1971 berdasarkan keputusan menteri agama RI no.253
mengubah status ‘filial’ menjadi Fakultas
Dakwah ‘cabang’ Bulukumba dan memiliki satu jurusan
yaitu Bimbingan Penyuluhan Masyarakat (BPM) kemudian keputusan menteri agama
No.65 Tahun 1982 tanggal 14 Juli 1982 status cabang di tingkatkan menjadi
Madya. Setahun kemudian, dengan dasar SK rektor no. 31 Tahun 1983 tanggal 10
September 1983 di buka tingkat doktoral dan di beri kewenangan untuk mencetak
sarjana lengkap.
Selanjutnya dengan keputusan Presiden RI
No. 9 tahun 1987 serta realisasinya melalui keputusan menteri agama RI no. 18
Tahun 1988 maka fakultas dakwah dialihkan ke Ujung Pandang (sekarang Makassar)
dengan menambah satu jurusan lagi yaitu Penerangan dan Penyiaran Agama Islam
(PPAI) dan pada tuhan 1989/1990 jurusan BPM diubah namanya menjadi Bimbingan
dan Penyuluhan Agama Islam (BPAI). Sejak peralihannya ke Ujung Pandang,
fakultas dakwah banyak mengalami kemajuan dan perubahan baik kuantitas maupun
kualitas dosen serta mahasiswa.
Sejak itu seiring dengan perkembangan
mahasiswa serta dinamika akademis secara rasional di buka jurusan-jurusan
lain dan perubahan nama. Dua jurusan yang diubah namanya adalah jurusan BPAI
menjadi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) dan jurusan PPAI menjadi
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Disamping itu dibuka juga jurusan baru yaitu
jurusan Manajemen Dakwah (MD) dan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
serta jurusan Teknik Informatika (kini bergabung dengan Fakultas Sains dan Teknologi).
Dan pada tahun 2001/2002 dibuka program diploma dua (D.2 BPI) baik di Makassar
maupun di daerah-daerah (Bulukumba, Maros, Luwu, Tanah Toraja, dan Mamuju).
Pada tahun 2005/2006 dibuka lagi jurusan
baru yaitu jurusan Jurnalistik, sesuai dengan surat Depdiknas RI no.
4035/D/T/2005 perihal: Rekomendasi penambahan program-program studi baru pada
UIN Alauddin Makassar, tertanggal 9 Desember 2005, dan pada tahun akademik
2007/2008 telah dibuka Konsentrasi Kessos yang bernaung dibawah jurusan/Prodi
PMI, serta pada tahun akademik 2008/2009 juga dubuka jurusan Ilmu Komunikasi
sesuai surat Dekdiknes No. 2419/D/T/2007 perihal rekomendasi
penyelenggaraan program-program studi baru pada UIN Alauddin.
Fakultas dakwah tumbuh dan berkembang
seirama dengan perkembangan masyarakat. Salah satu wujud perkembangan fakultas
dakwah ialah berubahnya nama fakultas dakwah menjadi fakultas Dakwah dan
Komunikasi dan di kembangkannya jurusan
yang ada . Jika pada awal berdirinya, hanya membina jurusan dakwah, kini sudah
memiliki enam jurusan yaitu: jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),
Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Manajemen Dakwah (MD), Pengembangan
Masyarakat Islam (Konsentrasi Kesejahteraan Sosial ), Jurnalistik dan Ilmu
Komunikasi .
Fakultas dakwah telah berubah nama
menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi
sejak dikeluarkannya Organisasi dan Tatakerja (ortaker) UIN Alauddin
Makassar melalui peraturan Mentri Agama RI Nomor 5 Tahun 2006 tanggal 16 Maret
2006 .
·
Visi , Misi dan Tujuan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
VISI
Sebagai pusat pengembangan akademik
khususnya dalam kajian Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
dilandasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah yang dijiwai oleh al-Quran
dan Sunnah .
MISI
1. Meningkatkan
kualitas akademik dalam bidang dakwah dan komunikasi secara profesional yang
dilandasi oleh semangat uswatun khasanah .
2. Mengembangkan
potensi dan kapasitas keilmuan dakwah dan Komunikasi kearah terwujudnya sarjana
muslim yang cerdas,
profesional, terampil, bertanggung jawab dan memiliki akhlakul karimah
3. Mewujudkan
sarjana dakwah dan Komunikasi yang berdaya saing tinggi, berperadaban dalam
bidang Dakwah dan Komunikasi
TUJUAN
1. Terwujudnya
keunggulan akademik dalam bidang Dakwah dan Komunikasi secara profesional yang
dilandasi oleh akhlakul karimah yang dijiwai oleh al-Quran dan Sunnah
2. Tercapainya
potensi akademik mahasiswa yang berdimensi keilmuan Dakwah dan Komunikasi,
serta mampu mengaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat yang dilandasi
nilai-nilai akhlakul karimah
3. Menghasilkan
sarjana muslim yang ahli dalam bidang Dakwah dan Komunikasi, professional, dan
bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat yang berperadaban tinggi yang
dijiwai oleh al-Quran dan sunnah .
·
Fasilitas dan penunjang
perkuliahan
Fakultas dakwah dan komunikasi UIN
Alauddin Makassar menyediakan berbagai fasilitas dalam menunjang keberhasilan
studi yaitu:
1. Gedung
kuliah dengan arsitektur Timur Tengah
2. Perpusatakaan
dengan fasilitas buku, Koran, majalah. (dilengkapi WIFI)
3. Tempat
parkir yang aman dan nyaman
a. Studio
Radio (SYI’AR FM 107,1 )
b. Studio
TV
c. Studio
Fotografi
d. Studio
Desain Grafis
e. Lab.
Percetakan
f. Lab.
Multimedia
g. Lab.
Bimbingan Counseling
4. Sarana Olah Raga
a. Lapangan
Sepak Bola
b. Lapangan
Futsal
c. Lapangan
Bola Volley
d. Lapangan
Bulutangkis
e. Lapangan
Sepaktakraw
f. Lapangan
Basket
3.2
Peran
Public Relations pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar
Perkembangan profesionalisme Publik
Relations yang berkaitan dengan pengembangan peranan PR pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
baik sebagai praktisi maupun profesional
1.
Expert prescriber
2.
Communication fasilitator
Dalam hal ini, praktisi PR bertindak
sebagi komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi
yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan
komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.
3.
Problem solving process fasilitator
Peranan praktisi PR dalam hal proses
pemecahan persoalan public relations ini, merupakan bagian tim manajemen untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penesihat (adviser) hingga mengambil
tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara
rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi,
maka dibentuk suatu tim posko yang di koordinir praktisi ahli PR dengan
melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk
membantu organisasi dalam menghadapi serta mengatasi persoalan krisis tertentu.
4.
Communication technician
Berbeda dengan tiga praktisi PR
profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen
organisasi. Sedangkan dalam peranan communication technician ini sebagai journalist in resident
yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of
communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung
dari masing-masing bagian atau tingkat (level), yaitu secara teknis komunikasi,
baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan
dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Dengan melihat
proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam suatu organisasi
yang sudah dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya
menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain. Di samping itu, untuk dapat
mencapai tujuan organisasi secara
efisien
dan efektif dan agar pekerjaan terlaksana dengan baik. Fungsi dan tanggung
jawab manajer humas hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan
efektif antara semua bagian dalam perusahaan di satu sisi dan antara perusahaan
itu dengan publik internal dan publik eksternal. Dalam pelaksanaan tugasnya
sehari-hari, tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan sasaran
perusahaan. Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan
mempengaruhi lingkungan. Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu.
Hasil pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil pemantauan esoknya dan
begitu seterusnya secara berkesinambungan. Fungsi kehumasan itu diharapkan
berhasil kalau berada di bawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan
pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/ instansi
bersangkutan. Artinya fungsi public relation dalam menyelenggarakan komunikasi
timbal balik dua arah antara organisasi/ badan instansi yang diwakilinya dengan
publik sebagai khalayak sasaran (target audience) yang pada akhirnya dapat
menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh
organisasi bersangkutan. Sesuai dengan intisari definisi kerja Humas oleh Dr.
Rex Harlow, dari San Fransisco, Amerika tersebut yang menjadi acuan para
anggota IPRA (Internasional Public Relations Association), antara lain :
“Hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan
publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen
dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.
itkan dengan definisi Humas yang sekaligus merupakan acuan fungsi kehumasan
tersebut diatas, aktivitas public relations mulai dari pembenahan organisasi
internal PR/ Humas (PR begins at home), hingga kegiatan bersifat membangun
citra perusahaan (image corporate building), citra cermin (mirror
image), serta citra lain sebagainya. Secara operatif, maka Humas/ PR
merupakan fungsi khusus manajemen (specialized management function)
yaitu membantu memelihara aturan bermain bersama melalui saluran komunikasi ke
dalam dan ke luar, agara tercipta saling pengertian atau kerja samaantara
organisasi dan publiknya, termasuk mengidentifikasi, dalam menanggapi opini
publik yang sesuai atau tidak dengan kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh
lembaga/ organisasi bersangkutan, serta membantu fungsi manajemen dalam
mengantisipasi, memonitor, dan memanfaatkan berbagai kesempatan, serta
tantangan atau perubahan yang terjadi di dalam masyarakat/ publiknya.
Dengan mengaitkan public relations
secara umum dengan peran PR pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi maka dapat
digambarkan dalam dua peranan secara internal dan eksternal:
1. Internal
a) Menyampaiakan
agar para karyawan mengetahui apa yang
sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang
sedang dipikirkan para karyawan. Langkah ini dilakukan dengan dua jenis yaitu :
·
Komunikasi personal
atau pribadi
Komunikasi personal tatap muka yang
berlangsung pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi secara dialogis sehingga
berlangsung kontak pribadi dan disebut juga komunikasi antar pribadi.
Komunikasi personal lewat media dengan menggunakan alat, misalnya telepon, dan
masih banyak lagi yang lain. Karena melalui alat diantara kedua orang tersebut
tidak terdapat kontak pribadi, sedangkan tatap muka merupakan jenis komunikasi
yang biasa dilakukan pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
·
Komunikasi kelompok
b. Publikasi
informasi terhadap aktivitas akademik dilakukan dengan penyampaian informasi
dari ruangan dekan
dan penyampaian dengan mengunakan media elektronik seperti TV yang ada di Lobi
c. melaksanakan
pengumpulan, pengolahan data dan berita, publikasi dan dokumentasi guna
memperjelas kebijakan Fakultas serta penyelenggaraan dan pementauan media potensi
informasi
d.
Mendorong tercapainya saling pengertian
antara mahasiswa dengan pemimpin.
e. Untuk
meningkatkan bobot kualitas para
aktivitas akademik
f. Untuk
menciptakan identitas baru yang lebih
positif di fakultas
Dakwah dan Komunikasi.
g. Untuk
menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan
fakutas Dakwah dan Komunikasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
h. Menciptakan
opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak di fakultas
Dakwah dan komunikasi.
i.
Mengatasi masalah yang muncul, atau
meminimalkan munculnya masalah di fakultas Dakwah dan Komunikasi.
j.
Menulis
dan menyiapkan artikel mengenai sejarah fakultas, laporan tahunan,
poster-poster pendidikan untuk Fakultas
dan sebagainya.
k.
Menyiapkan perayaan hari raya fakultas.
2.
Eksternal
a. Kerjasama
Informasi dengan media massa dengan menyelipkan salah seorang penulis yang
biasa menulis dalam media massa
b. Peningkatan
kualitas dan kuantitas pelayanan informasi dengan membuat semacam portal yang
bisa diakses oleh masyarakat luar.
c. Peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur dengan pengiriman mahasiswa yang KKN yang
dibekali oleh ilmu islam sebagai terapan dakwah.
d. Pembentukan
kerja sama sebagai salah satu kegiatan Posdaya dalam bentuk Desa Binaan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan pengaplikasian baksos dan menjadikan masjid bukan hanya
sebagai tempat ibadah tapi juga sebagai tempat aktivitas yang lain.
e.
Pengumpulan informasi
dan data dokumentasi yang bisa di
publikasikan
dalam khalayak. Hal ini dapt dilakukan dengan pemanpaatan radio syiar dan Portal
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Melakukan Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad
baik, kepercayaan dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
f.
Meyakinkan masyarakat bahwa Fakultas Dakwah
dan Komunikasi mampu bertahan atau berkembang dalam menciptakan lulusan yang
berahlak dan berintelektual.
g.
Mendukung keterlibatan Fakultas sebagai pembuat acara sosial yang ada diluar.
h.
Menyebarluaskan suatu cerita sukses yang
telah dicapai oleh fakultas
kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
i.
Efektif dalam membangun pengenalan
jurusan dan pengetahuan jurusan yang ada
di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
kegiatan penelitian yang dilakukan pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, penulis
dapat menarik kesimpulan tentang peran Public Relations Fakultas Dakwah dan
Komunikasi dalam Pengolahan Informasi internal dan eksternal serta bagaimana
gambaran Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang diantaranya adalah sebagai berikut
:
·
Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Sebagai pusat pengembangan akademik khususnya dalam kajian Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang dilandasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah
yang di jiwai
oleh al-Quran dan Sunnah . Dengan dihiasi 6 jurusan yang memiliki tujuan tercapainya potensi
akademik mahasiswa yang berdimensi keilmuan Dakwah dan Komunikasi, serta mampu
mengaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat yang dilandasi nilai-nilai
akhlakul karimah dan Menghasilkan sarjana muslim yang ahli dalam bidang Dakwah
dan Komunikasi, professional, dan bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat
yang berperadaban tinggi yang di
jiwai
oleh al-Quran dan sunnah .
·
Peran Public Relations
pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi yaitu :
a. Internal
1.
Mendorong tercapainya saling pengertian
antara mahasiswa dengan pemimpin.
2.
Untuk meningkatkan bobot kualitas para aktivitas akademik
3.
Untuk menciptakan identitas baru yang lebih positif di fakultas Dakwah dan Komunikasi.
4.
Untuk menyebarluaskan informasi mengenai
aktivitas dan partisipasi para pimpinan fakutas Dakwah dan Komunikasi dalam
kehidupan sosial sehari-hari.
5.
Menciptakan opini publik yang bisa diterima
dan menguntungkan semua pihak di fakultas Dakwah dan komunikasi
6.
Mengatasi masalah yang muncul, atau
meminimalkan munculnya masalah di fakultas Dakwah dan Komunikasi.
7.
Menulis
dan menyiapkan artikel mengenai sejarah fakultas, laporan tahunan,
poster-poster pendidikan untuk Fakultas
dan sebagainya.
8. Menyiapkan perayaan hari raya fakultas.
b. Eksternal
1. Melakukan
Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan dan citra yang baik
dari publik atau masyarakat pada umumnya.
2. Meyakinkan
masyarakat bahwa Fakultas Dakwah dan Komunikasi mampu bertahan atau berkembang
dalam menciptakan lulusan yang berahlak dan berintelektual.
3. Mendukung
keterlibatan Fakultas sebagai pembuat
acara sosial yang ada diluar.
4. Menyebarluaskan
suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh Fakultas kepada masyarakat dalam
rangka mendapatkan pengakuan.
5. Efektif
dalam membangun pengenalan jurusan dan
pengetahuan jurusan yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
6.
Kerjasama Informasi
dengan media massa dengan menyelipkan salah seorang penulis yang biasa menulis
dalam media massa
7.
Peningkatan kualitas
dan kuantitas pelayanan informasi dengan membuat semacam portal yang bisa
diakses oleh masyarakat luar.
8.
Peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia Aparatur dengan pengiriman mahasiswa yang KKN yang dibekali
oleh ilmu islam sebagai terapan Dakwah.
9. Pembentukan
kerja sama sebagai salah satu kegiatan Posdaya dalam bentuk Desa Binaan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan pengaplikasian baksos dan menjadikan masjid bukan hanya
sebagai tempat ibadah tapi juga sebagai tempat aktivitas yang lain.
4.2 Saran
Berdasarkan
kesimpulan dan data-data tersebut di atas yang telah penulis lakukan selama
mengikutipenelitian, maka Penulis memberikan saran yang kiranya dapat membantu
demi kemajuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yaitu :
·
Diharapkan Kantor
Bagian Humas Fakultas Dakwah dan Komunikasi lebih meningkatkan etos kerja dalam
memberikan Pelayanan Informasi kepada mahasiswa, mengingat tugas dan tanggung
jawab Birokrasi sangat berat dan sangat
bervariasi demi membentuk citra yang baik di mata mahasiswa.
·
Pihak Fakultas
hendaknya lebih mengarahkan dan memperhatikan penempatan Mahasiswa, sehingga
Mahasiswa tidak salah dalam Memilih sikap, serta pembuatan kegiatan diluar
kampus yang lebih sistematis serta mempunyai kesiapan awal yang full.
Demikian
laporan penelitian ini dari Penulis, dan tak lupa penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan
penulis sendiri.