Newest Post

| Kamis, 31 Desember 2015
Baca selengkapnya »


masih belajar jepret..... (28/12/015)

Posted by : Alemusarai
Date :Kamis, 31 Desember 2015
With 0komentar
Tag :

Masjid Amirul Mukminin, Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan

| Kamis, 18 Desember 2014
Baca selengkapnya »
ISO 800   18 mm   f/3,5   1/10 s

Masjid Amirul Mukminin, Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan

Posted by : Alemusarai
Date :Kamis, 18 Desember 2014
With 0komentar
Tag :

Penikmat Senja

| Rabu, 10 Desember 2014
Baca selengkapnya »
aku adalah penikmat senja
meski telah terluka pada senja itu sendiri.

aku adalah penikmat senja
meski tahu akan menuju gelap
hingga dijemput ketiadaan.

aku adalah penikmat senja
setelah kudapati kudapati senyummu
pada senja sore itu.

aku adalah penikmat senja
setelah kedatanganmu, pun kepergianmu.

Penikmat Senja

Posted by : Alemusarai
Date :Rabu, 10 Desember 2014
With 0komentar

Kopi dan Kamu

|
Baca selengkapnya »
Semoga ini hanya efek segelas kopi
yang ku minum  di warkop tadi.
mataku enggan terpejam
dan kepalaku dipenuhi bayangan
tentangmu.
iya, masih tentangmu
tentang kita.
cerita yang berakhir sebelum tamat.
kesendirian adalah sahabat terbaikku
saat ini.
tanpa dia, tanpa mereka, dan tanpa kamu.
sekali lagi....
semoga ini hanya efek segelas kopi.

Kopi dan Kamu

Posted by : Alemusarai
Date :
With 0komentar

Pro-Kontra Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2014

| Selasa, 21 Oktober 2014
Baca selengkapnya »


Publik dikagetkan oleh kelahiran undang-undang (UU) nomor 22 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Pasalnya, UU itu mengubah sistem dari pemilihan langsung oleh rakyat menjadi oleh DPRD.
Saya kira opini publik yang terbentuk di tengah-tengah masyarakat terkait dengan RUU Pilkada adalah sangat menyayangkan dengan kemundurun sistem demokrasi di Indonesia dikarenakan masyarakat tidak ikut serta lagi dalam pemilihan kepala daerahnya. Namun disisi lain, RUU Pilkada juga dipilih atau disetujui oleh sebagian dengan alasan bosan atau mungkin bisa dikatakan geram dengan pemilihan yang baru-baru ini. dimana banyak sekali ditemukan kecurangan-kecurangan ketika proses pemilihan berlangsung. Contohnya saja dipemilihan presiden yang baru lewat ini, banyak terjadi penggelembungan suara misalnya di Papua dan beberapa daerah lainnya.
Mereka yang pro menyatakan, pemilihan kepala daerah (pilkada) melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan pilihan tepat. Selain sebagai upaya kembali mengamalkan pancasila secara utuh, khususnya sila ke-4, terutama untuk menghindari konflik politik, baik vertikal maupun horizontal, yang kerap terjadi dalam pilkada langsung oleh rakyat.
Sebaliknya, pernyataan mereka yang kontra terkesan lebih tajam dan menikam. Mereka menyatakan, pilkada melalui DPRD merupakan langkah mundur di era reformasi. Mereka berpendapat demikian mungkin karena menganggap “reformasi” adalah perubahan total dari sistem sebelumnya, padahal arti kata reformasi adalah kembali ke format yang benar. Pernyataan tajam itu terutama menyangkut adanya tudingan, bahwa dengan melalui DPRD, kepala daerah (gubernur, bupati dan walikota) ke depan ditentukan oleh penguasa koalisi partai politik (parpol) pemenang pemilu legislatif masing-masing daerah.
Terlepas dari pro-kontra, kebiasaan para incumbent (sedang menjabat saat ini pada periode masa jabatan pertama). Melakukan aksi penggalangan dukungan kepada rakyat dengan beragam kegiatan di tengah masyarakat yang kerap diistilahkan sebagai aksi pencitraan. Dengan terbitnya UU 22 / 2014 para incumbent akan langsung tiarap: dengan kata lain, mereka akan menghentikan kegiatan pencitraan di tengah publik, selanjutnya memokuskan perhatian, energi dan materi untuk melakukan lobi-lobi politik kepada pimpinan parpol pemenang pemilu berikut dengan mitra koalisinya.

Pro-Kontra Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2014

Posted by : Alemusarai
Date :Selasa, 21 Oktober 2014
With 0komentar

Samalona Island

| Kamis, 25 September 2014
Baca selengkapnya »
cie, pohonnya sendiri aja. jomblo ya????
at Samalona Island

Samalona Island

Posted by : Alemusarai
Date :Kamis, 25 September 2014
With 0komentar
Tag :

foto-foto di Malino

| Rabu, 24 September 2014
Baca selengkapnya »
 ISO 100, 27 mm, F 5,6, 1/125 s
ISO 100, 82 mm, F 5,6, 1/125 s
SO 100, 82 mm, F 5,6, 1/125 s

foto-foto di Malino

Posted by : Alemusarai
Date :Rabu, 24 September 2014
With 0komentar

TAWAKKAL - CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

| Minggu, 15 Juni 2014
Baca selengkapnya »
KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1 KERITANG KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL PROVINSI RIAU DALAM MENGENAL JARINGAN KOMPUTER

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
            Kemajuan di bidang teknologi ilmu pengetahuan dewasa ini semakin berkembang, salah satunya adalah di bidang komputer. Dengan kecanggihan teknologi komputer ini mampu mengolah dan mengerjakan suatu pekerjaan yang selama ini secara manual oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat dan akurat baik dari segi penghematan ruang, waktu dan tenaga. Kehadiran komputer sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia diantaranya ekonomi, bisnis dan pendidikan.
            Dengan kebutuhan informasi yang semakin lama semakin cepat, komputer juga penting di dalam memberikan informasi dengan cepat dan akurat, dan juga pengolahan data di suatu perusahaan atau lembaga pendidikan. Sistem informasi sangat dibutuhkan karena sangat bermanfaat untuk mengambil keputusan pada suatu perusahaan atau lembaga pendidikan.
            Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi komputer. Kemajuan tersebut membuat komputer yang memiliki kapasitas memori kecil kurang termanfaatkan dengan baik, karena banyak pengguna komputer lebih memilih komputer yang mempunyai kapasitas memori memori besar dan memilih harddisk yang besar pula untuk menampung data yang diperlukan. Hal inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan teknik-teknik baru dalam pengolahan data, pengolahan terhadap data dapat dilakukan dengan baik.
            Dengan demikian pengembangan suatu sistem informasi sangat diperlukan agar penanganan data dan informasi dapat dijalankan sesuai dengan prinsip tepat waktu, tepat guna, dan mendapat hasil yang akurat. Di SMA Negeri 1 Keritang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tidak lepas dari data dan informasi sehingga perlu pengetahuan lebih dalam mengoperasikan komputer yang dimaksudkan untuk mempermudah sistem pengolahan data sehingga lebih efektif dan efisien.

2. Fokus Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalahnya adalah “bagaimana kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau dalam mengoperasikan komputer?”.

3. Tujuan Penelitian
            Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau dalam mengoperasikan komputer.

4. Kegunaan Akademik dan Praktis
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka kegunaan akademik dan praktis dalam penelitian ini adalah:
1.      membantu pihak sekolah dalam mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau dalam mengoperasikan komputer.
2.      membantu siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau agar tidak gagap teknologi dan dapat mengoperasikan komputer.




BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu
            Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Ahmad, 2010) dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Media Presentasi Berbasis Multimedia Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran TIK Di SMA” dengan menggunakan metode kuantitatif, subjek dalam penelitiannya adalah siswa SMA kelas X tahun ajaran 2008-2009 sebanyak satu kelas dengan mengambil sampel secara acak dan dilakukan pada mata pelajaran TIK.
            Pada penelitiannya, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah penggunaan angket. Angket ini terdiri dari 15 pertanyaan pilihan, diperlukan  untuk memperoleh data respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan pemanfaatan media presentasi yang telah diselenggarakan.

B. Kerangka Teoritis
1.      Mengenal jaringan internet
Menurut (Deris, 2006: 8-11) mengatakan bahwa perkembangan di bidang komunikasi misalnya internet saat ini memang berkembang dengan pesatnya menjadi salah satu hal yang menarik untuk dibahas, karena internet sebagai dari dampak TI diibaratkan seperti pisau yang bermata dua, di satu sisi sangat bermanfaat bagi pengguna misalnya untuk mengakses informasi yang tanpa batas, menjadikan jarak dan waktu kabur, dan di sisi lain menjadi perusak seperti pencurian data, pornografi, cybercrime, pencurian kartu kredit, dan kegiatan-kegiatan hacker lainnya.
Banyak negara sudah mulai menaruh perhatian pada keamanan komputer atau internet security dengan adanya hukum cyber atau hukum-hukum mengenai kejahatan komputer. Dengan adanya hukum yang mengatur keamanan di bidang komputer ini, pelanggaran atau kejahatan dalam bidang ini tidak hilang sama sekali, tetapi setidaknya ada langkah yang diambil seandainya terjadi pelanggaran. Akan tetapi sebenarnya masalah utama terletak pada pengguna/user yang menggunakan komputer.
Umumnya sebelum meningglkan rumah orang akan mengunci pintu terlebih dahulu, tetapi dalam pengguna komputer, orang cenderung lebih ceroboh. Hal ini tidak hanya mencakup end-user atau pengguna, tetapi semua orang yang termasuk di departemen TI. Berikut ini adalah 5 kesalahan utama dalam sekuriti:
1.      Menuliskan password di kertas. Ini benar-benar terjadi. Beberapa kali penulis menemukan user menuliskan password mereka di secarik kertas atau kertas post-it, kemudian menempelkannya di komputer atau di samping monitor. Mereka terlalu malas untuk mengingat password sehingga mencatat dan meletakkannya begitu saja sehingga semua orang bisa membacanya. Andaikan user di perusahaan A mencapai 100 orang maka biasanya ada sekitar 15 sampai 20 orang yang melakukan ketelodaran ini.
2.      Pemilihan password yang jelek. Dalam memilih password, ada kecendrungan orang-orang menggunakan nama orang dekat mereka seperti nama suami atau istri, nama pacar, nama orang tua, nama binatang kesayangan, atau tulisan di sekitar mereka yang gampang ditebak oleh orang lain.
3.      Meninggalkan komputer yang sedang digunakan saja tanpa proteksi sedikit pun sehingga orang lain tinggal datang dan duduk untuk mengakses data komputer tersebut. Berbagai operasi sudah memberikan fasilitas seperti screensaver yang bisa diaktifkan passwordnya setelah waktu tertentu. Kita juga dapat membuat password untuk memproteksi folder atau direktori tertentu.
4.      Membuka lampiran (attachment) email tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu. Seiring maraknya pengguna email, virus banyak menyebar melalui email. Salah satu kesalahan utama yang banyak dilakukan adalah membuka attachment email tanpa melakukan konfirmasi atau pengecekan terlebih dahulu, terutama jika mendapat kiriman dari orang yang tidak di kenal.
5.      Tidak ada kebijakan sekuriti komputer di perusahaan. Bukan hal yang aneh jika perusahaan di Indonesia masih tidak sadar dengan sekuriti, kecuali perusahaan multinasional, itupun karena keharusan dari headquarter yang mengharuskan menerapkan policy di perusahaan mereka di Indonesia.

2.      Pendekatan Semiotika
Menurut (Sobur, 2006: 345) mengatakan bahwa dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika. Kata semiotika  itu berasal dari bahasa yunani, semeion yang berarti tanda atau seme, yang berarti penafsir tanda. Semiotika berakar dari dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Jika diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya mengembang arti (significant) dalam kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan (signifie) sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan. Dalam penelitian sastra, misalnya, kerap diperhatikan hubungan sintaksis antara tanda-tanda (strukturalisme) dan hubungan antara tanda-tanda dan apa yang ditandakan (semantik).
            Semantik merupakan terminilogi teknis yang mengacu pada studi makna dan karena makna adalah bagian dari bahasa, maka semantik adalah bagian dari Linguistik. Semantik adalah ilmu yang menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungna makna satu dengan makna yang lain dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat, menelaah makna-makna kata, perkembangan, serta perubahan yang merujuk pada dua proses pemaknaan, yaitu pemaknaan secara denotatif dan pemaknaan secara konotatif.
            Semiotik sendiri secara sederhana didefinisikan sebagai teori tentang tanda atau sistem tanda. Sedangkan tanda atau sign adalah sesuatu yang memiliki makna, yang mengkomunikasikan pesan-pesan kepada seseorang. Tanda dalam sistem makna dipisahkan ke dalam dua komponen yaitu penanda dan petanda. Petanda adalah materi yang membawa makna, sedangkan petanda adalah maknanya.
            Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dapat dicampurkan adukkan dengan mengkomunikasikan  (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.

C. Kerangka Penelitian
            Peneliti melakukan metode observasi dan wawancara pada siswa di SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau. Seberapa jauh siswa dalam menggunakan komputer dan mengetahui jaringan-jaringan komputer tersebut.
SISWA
JARINGAN KOMPUTER
KOMPUTER
 











Gambar 1: Olahan Peneliti


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
            Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif, agar memperoleh data yang akurat peneliti melakukan observasi dan wawancara.

B. Jenis Penelitian
            Peneliti menggunakan pendekatan fenomonologi. Karena dalam pendekatan fenomenologi menjelaskan fenomena perilaku manusia yang dialami dalam keadaan. Selain itu metode fenomenologi adalah metode untuk menemukan masalah penelitian berdasarkan hasil observasi terhadap fenomena-fenomena tertentu yang memungkinkan dapat mengarahkan pada penyusunan hipotesis. Karena peneliti menggunakan dua metode dalam teknik pengumpulan data yaitu metode observasi dan metode wawancara jadi peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi (Ardial, 2014: 516).

C. Objek Penelitian
            Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau dalam mengenal jaringan komputer.

D. Subjek Penelitian
            Peneliti akan melibatkan semua siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau yang belajar TIK dan juga guru yang mengajar TIK sebagai subjek penelitian.


E. Teknik Pengumpulan Data
            Peneliti akan melakukan dua teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan teknik observasi dan teknik wawancara dalam proses pengumpulan data karena membantu dalam mendapat data yang lebih tepat dan akurat.
1.      Observasi
Peneliti menggunakan teknik observasi dalam melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau pada saat mata pelajaran TIK berlangsung.
2.      Wawancara
Selain menggunakan teknik observasi dalam melakukan teknik pengumpulan data, peneliti juga akan melakukan wawancara kepada siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau pada saat pelajaran TIK.

F. Analisis Data
            Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat atau kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan.
            Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian di analisis dalam bentuk kategori-kategori. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah hasil data hasil penelitian tentang kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau dalam mengenal jaringan komputer.
            Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik pengolahan data yang dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada hasil wawancara observasi dan wawancara. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merivisi kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau dalam mengenal jaringan komputer.



























DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi: Komunikasi Periklanan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006.
Stiawan, Deris. Sistem Keamanan Komputer. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. 2006

Ardial. Paradigma dan Model: Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014

TAWAKKAL - CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Posted by : Alemusarai
Date :Minggu, 15 Juni 2014
With 0komentar

proposal penelitian PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK) TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

| Senin, 02 Juni 2014
Baca selengkapnya »
PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK) TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR

1. Latar Belakang
Facebook adalah salah satu media sosial yang sangat terkenal, dengan facebook kita dapat terhubung dengan orang dari seluruh dunia. Di facebook kita dapat menampilkan profil diri lengkap dengan foto-foto, bersosialisasi dengan orang-orang yang punya hobi sama, menjadi fans artis, berbagi cerita dan kegiatan, atau chatting online dengan pengguna lain.
Dewasa ini facebook memiliki banyak kelebihan dan juga kekurangannya, kelebihannya adalah bukan hanya menambah atau memperbanyak teman tetapi juga mempererat hubungan persahabatan, pertemanan, kekeluargaan, bahkan akhir-akhir terdapat tren baru yaitu online shop yang semakin memanjakan pengguna facebook dengan dapat berbelanja hanya dengan menggunakan facebook. Dan kekurangannya adalah banyak orang yang menyalahgunakan facebook sebagai alat untuk menipu orang dan juga beberapa tindak kejahatan atau kriminal seperti yang sering diberitakan di televisi tentang prostitusi, pemerkosaan, dan penculikan yang berawal dari facebook.
Merasakan pengaruh sosial media (facebook) yang sangat besar baik itu pengaruh positif dan negatif, mengakibatkan ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terhadap facebook, karena kemudahan dalam mengakses facebook itu sendiri. Jika mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terus menerus mengakses facebook tanpa mengenal situasi maka akan berakibat buruk, misalnya pada saat proses perkuliahan sedang berlangsung di dalam kelas, terus mahasiswa masih saja mengakses facebook maka fokus mahasiswa untuk mengikuti proses perkuliahan terganggu.
Jika masalah seperti itu terus menerus dibiarkan maka akan mengakibatkan ketergantungan mahasiswa terhadap facebook, maka mahasiswa akan malas dan tidak dapat membagi waktu kapan akan belajar atau main facebook.

2. Rumusan Masalah Penelitian
            Dari latar belakang masalah pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar maka rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
2.      Bagaimana solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

3. Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
2.      Untuk mengetahui solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

4. Manfaat Penelitian
1.      Memberikan penjelasan dan pemahaman tentang pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
2.      Memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?




5. Tinjauan Pustaka
5.1. Media Massa
            Salah satu dari unsur tersebut yaitu medium (media) tempat di mana proses komunikasi berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. Adapun peran gatekeeper adalah penyeleksi informasi, di mana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah peran dijalankan dalam organisasi media massa. Merekalah yang kemudian menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan dan tidak disiarkan. Bahkan kewenangannya mencakup untuk memperluas, membatasi, informasi yang akan disiarkan. Mereka adalah para wartawan, desk surat kabar, editor, dan sebagainya.
            Adapun media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah: (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis; (2) sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4) menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
            Menurut Baran (2010: 69) dalam Tamburaka (2013: 14) bahwa teori masyarakat massa pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial tradisional berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dari modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi mereka media massa yaitu yellow journalism adalah simbol dari semua kesalahan yang terjadi dalam masyarakat modern. Teori masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial, antara lain:
1.      Media adalah kekuatan yang sangat kuat dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi ancaman ini, media harus di bawah kontrol elit.
2.      Media dapat secara langsung memengaruhi pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka tentang dunia sosial.
3.      Ketika seseorang telah ditransformasi oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka panjang mungkin terjadi, tidak hanya dapat menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga menciptakan masalah sosial dalam skala luas.
4.      Sebagian besar individu sangat rentan dengan media karena dalam masyarakat massa merupakan terputus dan terisolasi dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari usaha manipulasi media.
5.      Kerusakan sosial yang disebabkan media mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang totaliter.
6.      Media massa tidak dapat mengelak dari kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban.

5.2. Komunikasi Massa
            Wright (1959) dalam Severin dan Tankard, Jr (2010: 4) dalam Tamburaka (2013: 15) mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri:
1.      Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.
2.      Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.
3.      Komunikator cenderung berada atau berpoperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:
1.      Komunikator,
2.      Media massa,
3.      Informasi (pesan) massa,
4.      Gatekeeper,
5.      Khalayak (publik), dan
6.      Umpan balik.

5.3. Model Komunikasi Media Massa
            Peneliti komunikasi massa Wilbur Scramm menggunakan ide yang awalnya dikembangkan psikolog Charles E. Osgood. Gambaran tentang komunikasi interpersonal (interpersonal communication) komunikasi antara dua orang atau lebih menunjukkan tidak ada sumber yang jelas antara pengirim dan penerima pesan, melainkan karena komunikasi merupakan proses timbal balik dan terus menerus, semua berpartisipasi sebagai partisipan yang bekeja bergntian sebagai “interpreter” dengan melakukan aktivitas “encoding dan “decoding”. Pesan yang pertama di-encoded diubah menjadi simbol dan tanda sistem yang dimengerti. Berbicara merupakan encoding  seperti menulis, percetakan dan film dalam sebuah program televisi. Ketika pesan diterima maka decode yang merupakan simbol dan tanda diinterpretasikan. Decoding dilakukan melalui mendengar, membaca, dan menonton televisi.
            Pesan yang di-encode dibawa melalui sebuah media yang berarti pengiriman informasi. Gelombang radio merupakan membawa suara kita terdengar oleh teman kita di tempat yang lain. Ketika media tersebut merupakan teknologi yang membawa pesan kepada sejumlah besar orang, seperti surat kabar yang dapat memuat kata-kata tercetak dan radio dapat menyebarkan suara dari musik dan berita, kita menyebutnya sebagai media massa (mass medium). Media massa yang kita gunakan secara umum adalah radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film, rekaman suara, jaringan komputer, dan internet.

5.4. Produk Media Massa
            Tergolong dalam pesan komunikasi kita temukan antara lain apa yang disebut produk jurnalistik pemberitahuan melalui media cetak atau media elektronik. Dengan demikian, merupakan karya yang dibentuk komunikator sebagai upaya mencapai tujuan komunikasinya (apa yang diinginkannya). Dengan kata lain, produk jurnalistik dimaksud dibentuk melalui suatu keterampilan atau seni yang disebut jurnalistik dengan tujuan memengaruhi komunikan (khalayak) sesuai dengan kehendak komunikatornya.
            Astrid Susanto dalam bukunya komunikasi massa (1986) dalam Tamburaka (2013: 19) mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Onong Uchjana (1981) dalam Tamburaka (2013: 19) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai dengan penyebarannya kepada khalayak.

6. Kerangka Konseptual
            Dari definisi yang diberikan oleh para ahli peneliti berpendapat bahwa sosial media (facebook) adalah salah satu alat komunikasi yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan pada saat ini. Tetapi hal ini harus diimbangi dengan orang tua yang mengawasi secara intensif. Karena di dalam sosial media (facebook) terdapat informasi yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh seorang mahasiswa
            Akan tetapi bila sosial media (facebook) digunakan secara cermat dan tepat menimbulkan hal yang positif untuk kemajuan pendidikan. Oleh karena itu mahasiswa harus sosialisasikan untuk menggunakan sosial media (facebook) secara baik dan benar.

7.  Metodologi Penelitian
7.1. Tekhnik Sampling
1.    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini melibatkan masyarakat eksternal kampus dan mahasiswa sebagai publik internal kampus UIN Alauddin Makassar sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan) mahasiswa ilmu komunikasi, sebagai objek penelitian ini.
2.    Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel disini harus mewakili populasi yang lebih besar secara tepat. Sampel harus ditarik dengan seksama menurut seperangkat aturan yang ketat. Aturan dalam menarik sampel telah dikembangkan dengan cermat oleh para ahli statistik dan peneliti sehingga sampel yang jumlahnya relatif sedikit sudah dapat mencerminkan karakteristik populasi yang besar dengan akurat. Peneliti disini mengambil sampel sebanyak 60 (enam puluh) mahasiswa ilmu komunikasi dan peniliti mengambil 30 mahasiswa dan 30 mahisiswi UIN Alauddin Makassar untuk mewakili banyaknya populasi tersebut.

7.2. Tekhnik Pengumpulan Data
            Dalam pengumpulan data peniliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara:
1.      Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan kita yang paling utama dan tekhnik penelitian ilmiah yang penting. Tekhnik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek penelitiannya, misalnya melakukan eksperimen. Dalam pengamatan ini peneliti mengamati bagaimana pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2.      Wawancara
Wawancara adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai, dan dapat juga secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa eksternal maupun internal, mengenai pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
3.      Kuesioner
Menurut Umar (2002) menyatakan Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan terhadap responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Peneliti menggunakan cara kuesioner dalam pengumpulan data karena lebih cepat dalam menjaring responden dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat.

7.3. Tekhnik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Proses awal pengolahan data itu dimulai dengan melakukan editing setiap data yang masuk. Setelah dilakukan proses editing, dilanjutkan dengan proses coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Kemudian untuk memperjelas melihat kategori atau klasifikasi data tersebut, dibuat tabel frekuensinya. Tabel tersebut dapat berisi satu variable (univarit), dua variable (bivariat), atau lebih dari dua variable (multivariat). Teknik kuantitatif lebih cocok digunakan apabila data yang berjumlah besar dan mudah diklasifikasi dalam berbagai kategori. Analisis kuantitatif sering juga disebut dengan analisis statistik. Cara menggunakan analisis model kuantitatif ini acap kali dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) pengolahan data; (2) pengorganisasian data; (3) penemuan hasil. Pada analisis ini pengetahuan dan pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik sangat diperlukan.

7.4. Tekhnik Analisis Data
Menurut (Bungin, 2005: 395) dalam (Ardial, 2014: 395) analisis data kuantitatif dengan tekhnik statistik pada dasarnya adalah proses pemberian kode (identitas) terhadap data penelitian melalui angka-angka. Penggunaan teknik statistik dalam analisis data pada umumnya didasarkan pada tujuan penelitian. Penelitian deskriptif dengan satu variabel, misalnya yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik tentang suatu sample dan biasanya dengan menggunakan ukuran penyebaran, pemusatan, dan penyimpangan baku. Ukuran penyebaran dapat dilihat dengan distribusi frekuensi, baik mutlak maupun relatifnya (persentase). Sedangkan ukuran pemesatan diukur dengan menggunakan teknik statistik deskriptif, seperti Mean (M), Mediam (Md), dan Mode (Mo) dan ukuran penyimpangan, diukur dengan menggunakan Standar Deviasi (SD), dan sebagainya.


















DAFTAR PUSTAKA

Tamburaka. Apriadi. 2013. Agenda Setting. Media Massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Abdullah. Aceng. 2000. Press relations, kiat berhubungan dengan media massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bonar. S.K. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Bumi Aksara
Branen. Julia, 1997. Memandu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Balack. James dan Dean J. Champion, 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Eresco.
Suyanto. Bagong. Sutinah. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2007.
Ardial. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Simarmata. Janer. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi. 2006.
Bungin. 2005: 395. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Dalam Ardial. 2014: 395. Jakarta: Bumi Aksara.

Wright. Chales. 1973: 105. Praktik Ilmu Komunikasi. Dalam Farouk. Muhammad. 2004: 105. Jakarta Selatan: Teraju.
Prev

Popular Posts

▲Top▲