Newest Post
Masjid Amirul Mukminin, Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan
Diposting oleh
Alemusarai
|
Kamis, 18 Desember 2014
Baca selengkapnya »
Masjid Amirul Mukminin, Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan
Posted by : Alemusarai
Date :Kamis, 18 Desember 2014
Tag :
Foto
Penikmat Senja
Diposting oleh
Alemusarai
|
Rabu, 10 Desember 2014
Baca selengkapnya »
aku adalah penikmat senja
meski telah terluka pada senja itu sendiri.
aku adalah penikmat senja
meski tahu akan menuju gelap
hingga dijemput ketiadaan.
aku adalah penikmat senja
setelah kudapati kudapati senyummu
pada senja sore itu.
aku adalah penikmat senja
setelah kedatanganmu, pun kepergianmu.
Kopi dan Kamu
Diposting oleh
Alemusarai
|
Baca selengkapnya »
Semoga ini hanya efek segelas kopi
yang ku minum di warkop tadi.
mataku enggan terpejam
dan kepalaku dipenuhi bayangan
tentangmu.
iya, masih tentangmu
tentang kita.
cerita yang berakhir sebelum tamat.
kesendirian adalah sahabat terbaikku
saat ini.
tanpa dia, tanpa mereka, dan tanpa kamu.
sekali lagi....
semoga ini hanya efek segelas kopi.
Pro-Kontra Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2014
Diposting oleh
Alemusarai
|
Selasa, 21 Oktober 2014
Baca selengkapnya »
Publik
dikagetkan oleh kelahiran undang-undang (UU) nomor 22 tahun 2014 tentang
pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Pasalnya, UU itu mengubah sistem dari
pemilihan langsung oleh rakyat menjadi oleh DPRD.
Saya
kira opini publik yang terbentuk di tengah-tengah masyarakat terkait dengan RUU
Pilkada adalah sangat menyayangkan dengan kemundurun sistem demokrasi di
Indonesia dikarenakan masyarakat tidak ikut serta lagi dalam pemilihan kepala
daerahnya. Namun disisi lain, RUU Pilkada juga dipilih atau disetujui oleh
sebagian dengan alasan bosan atau mungkin bisa dikatakan geram dengan pemilihan
yang baru-baru ini. dimana banyak sekali ditemukan kecurangan-kecurangan ketika
proses pemilihan berlangsung. Contohnya saja dipemilihan presiden yang baru
lewat ini, banyak terjadi penggelembungan suara misalnya di Papua dan beberapa
daerah lainnya.
Mereka
yang pro menyatakan, pemilihan kepala daerah (pilkada) melalui Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) merupakan pilihan tepat. Selain sebagai upaya kembali
mengamalkan pancasila secara utuh, khususnya sila ke-4, terutama untuk
menghindari konflik politik, baik vertikal maupun horizontal, yang kerap
terjadi dalam pilkada langsung oleh rakyat.
Sebaliknya,
pernyataan mereka yang kontra terkesan lebih tajam dan menikam. Mereka
menyatakan, pilkada melalui DPRD merupakan langkah mundur di era reformasi.
Mereka berpendapat demikian mungkin karena menganggap “reformasi” adalah
perubahan total dari sistem sebelumnya, padahal arti kata reformasi adalah
kembali ke format yang benar. Pernyataan tajam itu terutama menyangkut adanya
tudingan, bahwa dengan melalui DPRD, kepala daerah (gubernur, bupati dan
walikota) ke depan ditentukan oleh penguasa koalisi partai politik (parpol)
pemenang pemilu legislatif masing-masing daerah.
Terlepas
dari pro-kontra, kebiasaan para incumbent
(sedang menjabat saat ini pada periode masa jabatan pertama). Melakukan
aksi penggalangan dukungan kepada rakyat dengan beragam kegiatan di tengah
masyarakat yang kerap diistilahkan sebagai aksi pencitraan. Dengan terbitnya UU
22 / 2014 para incumbent akan
langsung tiarap: dengan kata lain, mereka akan menghentikan kegiatan pencitraan
di tengah publik, selanjutnya memokuskan perhatian, energi dan materi untuk
melakukan lobi-lobi politik kepada pimpinan parpol pemenang pemilu berikut
dengan mitra koalisinya.
Pro-Kontra Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2014
Posted by : Alemusarai
Date :Selasa, 21 Oktober 2014
Tag :
Opini Publik
TAWAKKAL - CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
Diposting oleh
Alemusarai
|
Minggu, 15 Juni 2014
Baca selengkapnya »
KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1
KERITANG KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL PROVINSI RIAU DALAM MENGENAL
JARINGAN KOMPUTER
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemajuan di
bidang teknologi ilmu pengetahuan dewasa ini semakin berkembang, salah satunya
adalah di bidang komputer. Dengan kecanggihan teknologi komputer ini mampu
mengolah dan mengerjakan suatu pekerjaan yang selama ini secara manual oleh
manusia menjadi lebih mudah, cepat dan akurat baik dari segi penghematan ruang,
waktu dan tenaga. Kehadiran komputer sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia
diantaranya ekonomi, bisnis dan pendidikan.
Dengan
kebutuhan informasi yang semakin lama semakin cepat, komputer juga penting di
dalam memberikan informasi dengan cepat dan akurat, dan juga pengolahan data di
suatu perusahaan atau lembaga pendidikan. Sistem informasi sangat dibutuhkan
karena sangat bermanfaat untuk mengambil keputusan pada suatu perusahaan atau
lembaga pendidikan.
Perkembangan
ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi
komputer. Kemajuan tersebut membuat komputer yang memiliki kapasitas memori
kecil kurang termanfaatkan dengan baik, karena banyak pengguna komputer lebih
memilih komputer yang mempunyai kapasitas memori memori besar dan memilih harddisk yang besar pula untuk menampung
data yang diperlukan. Hal inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan
teknik-teknik baru dalam pengolahan data, pengolahan terhadap data dapat
dilakukan dengan baik.
Dengan
demikian pengembangan suatu sistem informasi sangat diperlukan agar penanganan
data dan informasi dapat dijalankan sesuai dengan prinsip tepat waktu, tepat
guna, dan mendapat hasil yang akurat. Di SMA Negeri 1 Keritang merupakan salah
satu lembaga pendidikan yang tidak lepas dari data dan informasi sehingga perlu
pengetahuan lebih dalam mengoperasikan komputer yang dimaksudkan untuk
mempermudah sistem pengolahan data sehingga lebih efektif dan efisien.
2.
Fokus Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalahnya adalah “bagaimana kemampuan
siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau
dalam mengoperasikan komputer?”.
3.
Tujuan Penelitian
Tujuannya
adalah untuk mengetahui kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan
Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau dalam mengoperasikan komputer.
4.
Kegunaan Akademik dan Praktis
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka kegunaan akademik dan praktis dalam penelitian ini
adalah:
1.
membantu pihak sekolah dalam mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan Keritang
Kabupaten Inhil Provinsi Riau dalam mengoperasikan komputer.
2.
membantu siswa SMA Negeri 1 Keritang
Kecamatan Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau agar tidak gagap teknologi dan
dapat mengoperasikan komputer.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
Penelitian Terdahulu
Pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh (Ahmad, 2010) dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Media Presentasi Berbasis Multimedia Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran TIK Di SMA” dengan menggunakan metode
kuantitatif, subjek dalam penelitiannya adalah siswa SMA kelas X tahun ajaran
2008-2009 sebanyak satu kelas dengan mengambil sampel secara acak dan dilakukan
pada mata pelajaran TIK.
Pada
penelitiannya, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
penggunaan angket. Angket ini terdiri dari 15 pertanyaan pilihan,
diperlukan untuk memperoleh data respon
siswa terhadap proses pembelajaran dengan pemanfaatan media presentasi yang
telah diselenggarakan.
B.
Kerangka Teoritis
1. Mengenal jaringan internet
Menurut (Deris, 2006:
8-11) mengatakan bahwa perkembangan di bidang komunikasi misalnya internet saat
ini memang berkembang dengan pesatnya menjadi salah satu hal yang menarik untuk
dibahas, karena internet sebagai dari dampak TI diibaratkan seperti pisau yang
bermata dua, di satu sisi sangat bermanfaat bagi pengguna misalnya untuk
mengakses informasi yang tanpa batas, menjadikan jarak dan waktu kabur, dan di
sisi lain menjadi perusak seperti pencurian data, pornografi, cybercrime, pencurian kartu kredit, dan
kegiatan-kegiatan hacker lainnya.
Banyak negara sudah
mulai menaruh perhatian pada keamanan komputer atau internet security dengan adanya hukum cyber atau hukum-hukum
mengenai kejahatan komputer. Dengan adanya hukum yang mengatur keamanan di
bidang komputer ini, pelanggaran atau kejahatan dalam bidang ini tidak hilang
sama sekali, tetapi setidaknya ada langkah yang diambil seandainya terjadi
pelanggaran. Akan tetapi sebenarnya masalah utama terletak pada pengguna/user
yang menggunakan komputer.
Umumnya sebelum
meningglkan rumah orang akan mengunci pintu terlebih dahulu, tetapi dalam
pengguna komputer, orang cenderung lebih ceroboh. Hal ini tidak hanya mencakup end-user atau pengguna, tetapi semua
orang yang termasuk di departemen TI. Berikut ini adalah 5 kesalahan utama
dalam sekuriti:
1.
Menuliskan password di kertas. Ini
benar-benar terjadi. Beberapa kali penulis menemukan user menuliskan password
mereka di secarik kertas atau kertas post-it,
kemudian menempelkannya di komputer atau di samping monitor. Mereka terlalu
malas untuk mengingat password sehingga mencatat dan meletakkannya begitu saja
sehingga semua orang bisa membacanya. Andaikan user di perusahaan A mencapai
100 orang maka biasanya ada sekitar 15 sampai 20 orang yang melakukan
ketelodaran ini.
2.
Pemilihan password yang jelek. Dalam
memilih password, ada kecendrungan orang-orang menggunakan nama orang dekat
mereka seperti nama suami atau istri, nama pacar, nama orang tua, nama binatang
kesayangan, atau tulisan di sekitar mereka yang gampang ditebak oleh orang
lain.
3.
Meninggalkan komputer yang sedang
digunakan saja tanpa proteksi sedikit pun sehingga orang lain tinggal datang
dan duduk untuk mengakses data komputer tersebut. Berbagai operasi sudah
memberikan fasilitas seperti screensaver
yang bisa diaktifkan passwordnya setelah waktu tertentu. Kita juga dapat
membuat password untuk memproteksi folder atau direktori tertentu.
4.
Membuka lampiran (attachment) email tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu.
Seiring maraknya pengguna email, virus banyak menyebar melalui email. Salah
satu kesalahan utama yang banyak dilakukan adalah membuka attachment email tanpa melakukan konfirmasi atau pengecekan
terlebih dahulu, terutama jika mendapat kiriman dari orang yang tidak di kenal.
5.
Tidak ada kebijakan sekuriti komputer di
perusahaan. Bukan hal yang aneh jika perusahaan di Indonesia masih tidak sadar
dengan sekuriti, kecuali perusahaan multinasional, itupun karena keharusan dari
headquarter yang mengharuskan
menerapkan policy di perusahaan
mereka di Indonesia.
2. Pendekatan Semiotika
Menurut (Sobur, 2006:
345) mengatakan bahwa dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
semiotika. Kata semiotika itu berasal
dari bahasa yunani, semeion yang
berarti tanda atau seme, yang berarti
penafsir tanda. Semiotika berakar dari dari studi klasik dan skolastik atas
seni logika, retorika, dan poetika. Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu
hal yang menunjuk pada hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Jika
diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki
arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya mengembang arti (significant) dalam kaitannya dengan
pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan apa yang ditandakan
(signifie) sesuai dengan konvensi
dalam sistem bahasa yang bersangkutan. Dalam penelitian sastra, misalnya, kerap
diperhatikan hubungan sintaksis antara tanda-tanda (strukturalisme) dan
hubungan antara tanda-tanda dan apa yang ditandakan (semantik).
Semantik
merupakan terminilogi teknis yang mengacu pada studi makna dan karena makna
adalah bagian dari bahasa, maka semantik adalah bagian dari Linguistik.
Semantik adalah ilmu yang menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang
menyatakan makna, hubungna makna satu dengan makna yang lain dan pengaruhnya
terhadap manusia dan masyarakat, menelaah makna-makna kata, perkembangan, serta
perubahan yang merujuk pada dua proses pemaknaan, yaitu pemaknaan secara
denotatif dan pemaknaan secara konotatif.
Semiotik
sendiri secara sederhana didefinisikan sebagai teori tentang tanda atau sistem
tanda. Sedangkan tanda atau sign
adalah sesuatu yang memiliki makna, yang mengkomunikasikan pesan-pesan kepada
seseorang. Tanda dalam sistem makna dipisahkan ke dalam dua komponen yaitu
penanda dan petanda. Petanda adalah materi yang membawa makna, sedangkan
petanda adalah maknanya.
Semiotika
adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah
perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah
manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes,
semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dapat dicampurkan adukkan
dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa
objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu
hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.
C.
Kerangka Penelitian
Peneliti
melakukan metode observasi dan wawancara pada siswa di SMA Negeri 1 Keritang,
Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau. Seberapa jauh siswa dalam
menggunakan komputer dan mengetahui jaringan-jaringan komputer tersebut.
SISWA
|
JARINGAN
KOMPUTER
|
KOMPUTER
|
Gambar 1: Olahan Peneliti
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan
penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif,
agar memperoleh data yang akurat peneliti melakukan observasi dan wawancara.
B.
Jenis Penelitian
Peneliti
menggunakan pendekatan fenomonologi. Karena dalam pendekatan fenomenologi
menjelaskan fenomena perilaku manusia yang dialami dalam keadaan. Selain itu metode
fenomenologi adalah metode untuk menemukan masalah penelitian berdasarkan hasil
observasi terhadap fenomena-fenomena tertentu yang memungkinkan dapat
mengarahkan pada penyusunan hipotesis. Karena peneliti menggunakan dua metode
dalam teknik pengumpulan data yaitu metode observasi dan metode wawancara jadi
peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi (Ardial, 2014: 516).
C.
Objek Penelitian
Dalam penelitian
ini, objek penelitian adalah kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang Kecamatan
Keritang Kabupaten Inhil Provinsi Riau dalam mengenal jaringan komputer.
D.
Subjek Penelitian
Peneliti akan melibatkan
semua siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau
yang belajar TIK dan juga guru yang mengajar TIK sebagai subjek penelitian.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Peneliti akan melakukan
dua teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan
teknik observasi dan teknik wawancara dalam proses pengumpulan data karena
membantu dalam mendapat data yang lebih tepat dan akurat.
1. Observasi
Peneliti
menggunakan teknik observasi dalam melakukan penelitian di SMA Negeri 1
Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten Inhil, Riau pada saat mata pelajaran
TIK berlangsung.
2. Wawancara
Selain
menggunakan teknik observasi dalam melakukan teknik pengumpulan data, peneliti
juga akan melakukan wawancara kepada siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan
Keritang, Kabupaten Inhil, Riau pada saat pelajaran TIK.
F.
Analisis Data
Analisis
data yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara
analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam
bentuk kalimat atau kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda,
gejala, variabel tertentu), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan.
Data dalam penelitian kualitatif
bersifat deskriptif bukan angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan
peristiwa yang kemudian di analisis dalam bentuk kategori-kategori. Analisis
deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah hasil data hasil penelitian
tentang kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten
Inhil, Riau dalam mengenal jaringan komputer.
Analisis
deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik pengolahan data yang dilakukan
dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa
masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada hasil
wawancara observasi dan wawancara. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk
merivisi kemampuan siswa SMA Negeri 1 Keritang, Kecamatan Keritang, Kabupaten
Inhil, Riau dalam mengenal jaringan komputer.
DAFTAR
PUSTAKA
Sobur,
Alex. Semiotika Komunikasi: Komunikasi Periklanan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2006.
Stiawan,
Deris. Sistem Keamanan Komputer. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
2006
Ardial.
Paradigma dan Model: Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014
proposal penelitian PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK) TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
Diposting oleh
Alemusarai
|
Senin, 02 Juni 2014
Baca selengkapnya »
PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK)
TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
1.
Latar Belakang
Facebook adalah salah
satu media sosial yang sangat terkenal, dengan facebook kita dapat terhubung
dengan orang dari seluruh dunia. Di facebook kita dapat menampilkan profil diri
lengkap dengan foto-foto, bersosialisasi dengan orang-orang yang punya hobi
sama, menjadi fans artis, berbagi cerita dan kegiatan, atau chatting online dengan pengguna lain.
Dewasa ini facebook
memiliki banyak kelebihan dan juga kekurangannya, kelebihannya adalah bukan
hanya menambah atau memperbanyak teman tetapi juga mempererat hubungan persahabatan,
pertemanan, kekeluargaan, bahkan akhir-akhir terdapat tren baru yaitu online shop yang semakin memanjakan
pengguna facebook dengan dapat berbelanja hanya dengan menggunakan facebook. Dan
kekurangannya adalah banyak orang yang menyalahgunakan facebook sebagai alat
untuk menipu orang dan juga beberapa tindak kejahatan atau kriminal seperti
yang sering diberitakan di televisi tentang prostitusi, pemerkosaan, dan
penculikan yang berawal dari facebook.
Merasakan pengaruh
sosial media (facebook) yang sangat besar baik itu pengaruh positif dan
negatif, mengakibatkan ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terhadap facebook, karena kemudahan dalam
mengakses facebook itu sendiri. Jika mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terus menerus mengakses facebook tanpa
mengenal situasi maka akan berakibat buruk, misalnya pada saat proses
perkuliahan sedang berlangsung di dalam kelas, terus mahasiswa masih saja
mengakses facebook maka fokus mahasiswa untuk mengikuti proses perkuliahan
terganggu.
Jika masalah seperti
itu terus menerus dibiarkan maka akan mengakibatkan ketergantungan mahasiswa
terhadap facebook, maka mahasiswa akan malas dan tidak dapat membagi waktu
kapan akan belajar atau main facebook.
2.
Rumusan Masalah Penelitian
Dari latar
belakang masalah pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar maka rumusan
masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1.
Apa pengaruh sosial media (facebook)
terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar?
2.
Bagaimana solusi dalam menangani
pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
3.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui pengaruh sosial media
(facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar?
2.
Untuk mengetahui solusi dalam menangani
pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
4.
Manfaat Penelitian
1.
Memberikan penjelasan dan pemahaman
tentang pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
2.
Memberikan penjelasan dan pemahaman
mengenai solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap
mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?
5.
Tinjauan Pustaka
5.1.
Media Massa
Salah
satu dari unsur tersebut yaitu medium (media) tempat di mana proses komunikasi
berlangsung. Dengan demikian media massa merupakan sarana penyampaian
komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan
dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa
merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan
informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka
informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu
masing-masing. Adapun peran gatekeeper
adalah penyeleksi informasi, di mana dalam kegiatan komunikasi massa sejumlah
peran dijalankan dalam organisasi media massa. Merekalah yang kemudian
menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan dan tidak disiarkan. Bahkan
kewenangannya mencakup untuk memperluas, membatasi, informasi yang akan
disiarkan. Mereka adalah para wartawan, desk
surat kabar, editor, dan sebagainya.
Adapun
media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu
dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan. Secara spesifik institusi
media massa adalah: (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten
simbolis; (2) sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3)
keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4) menggunakan
standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara
kebebasan dan kekuasaan.
Menurut
Baran (2010: 69) dalam Tamburaka (2013: 14) bahwa teori masyarakat massa
pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial tradisional
berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dari
modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota
kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan
mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi
mereka media massa yaitu yellow
journalism adalah simbol dari semua kesalahan yang terjadi dalam masyarakat
modern. Teori masyarakat massa memiliki beberapa asumsi dasar mengenai
individu, peran media, dan hakikat dari perubahan sosial, antara lain:
1.
Media adalah kekuatan yang sangat kuat
dalam masyarakat yang dapat menggerogoti nilai dan norma sosial sehingga dapat
merusak tatanan sosial. Untuk menghadapi ancaman ini, media harus di bawah
kontrol elit.
2.
Media dapat secara langsung memengaruhi
pemikiran kebanyakan orang, mentransformasi pandangan mereka tentang dunia
sosial.
3.
Ketika seseorang telah ditransformasi
oleh media, maka semua bentuk konsekuensi buruk dalam jangka panjang mungkin
terjadi, tidak hanya dapat menghancurkan kehidupan seseorang, tetapi juga
menciptakan masalah sosial dalam skala luas.
4.
Sebagian besar individu sangat rentan
dengan media karena dalam masyarakat massa merupakan terputus dan terisolasi
dari lembaga sosial tradisional yang sebelumnya melindungi mereka dari usaha
manipulasi media.
5.
Kerusakan sosial yang disebabkan media
mungkin akan dapat diperbaiki dengan pendirian sebuah tatanan sosial yang
totaliter.
6.
Media massa tidak dapat mengelak dari
kegiatan yang merendahkan bentuk budaya yang lebih tinggi menyebabkan
terjadinya penurunan secara umum dalam peradaban.
5.2.
Komunikasi Massa
Wright (1959)
dalam Severin dan Tankard, Jr (2010: 4) dalam Tamburaka (2013: 15)
mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri:
1.
Komunikasi massa diarahkan kepada
audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.
2.
Pesan-pesan yang disebarkan secara umum,
sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara
serempak dan sifatnya sementara.
3.
Komunikator cenderung berada atau berpoperasi
dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang
besar.
Komunikasi massa adalah
proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan
komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan
demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:
1.
Komunikator,
2.
Media massa,
3.
Informasi (pesan) massa,
4.
Gatekeeper,
5.
Khalayak (publik), dan
6.
Umpan balik.
5.3.
Model Komunikasi Media Massa
Peneliti
komunikasi massa Wilbur Scramm menggunakan ide yang awalnya dikembangkan
psikolog Charles E. Osgood. Gambaran tentang komunikasi interpersonal (interpersonal communication) komunikasi
antara dua orang atau lebih menunjukkan tidak ada sumber yang jelas antara
pengirim dan penerima pesan, melainkan karena komunikasi merupakan proses
timbal balik dan terus menerus, semua berpartisipasi sebagai partisipan yang
bekeja bergntian sebagai “interpreter” dengan melakukan aktivitas “encoding dan “decoding”. Pesan yang pertama di-encoded diubah menjadi simbol dan tanda sistem yang dimengerti.
Berbicara merupakan encoding seperti menulis, percetakan dan film dalam
sebuah program televisi. Ketika pesan diterima maka decode yang merupakan simbol dan tanda diinterpretasikan. Decoding dilakukan
melalui mendengar, membaca, dan menonton televisi.
Pesan
yang di-encode dibawa melalui sebuah
media yang berarti pengiriman informasi. Gelombang radio merupakan membawa
suara kita terdengar oleh teman kita di tempat yang lain. Ketika media tersebut
merupakan teknologi yang membawa pesan kepada sejumlah besar orang, seperti
surat kabar yang dapat memuat kata-kata tercetak dan radio dapat menyebarkan
suara dari musik dan berita, kita menyebutnya sebagai media massa (mass medium). Media massa yang kita
gunakan secara umum adalah radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film,
rekaman suara, jaringan komputer, dan internet.
5.4.
Produk Media Massa
Tergolong dalam
pesan komunikasi kita temukan antara lain apa yang disebut produk jurnalistik
pemberitahuan melalui media cetak atau media elektronik. Dengan demikian,
merupakan karya yang dibentuk komunikator sebagai upaya mencapai tujuan
komunikasinya (apa yang diinginkannya). Dengan kata lain, produk jurnalistik
dimaksud dibentuk melalui suatu keterampilan atau seni yang disebut jurnalistik
dengan tujuan memengaruhi komunikan (khalayak) sesuai dengan kehendak
komunikatornya.
Astrid
Susanto dalam bukunya komunikasi massa
(1986) dalam Tamburaka (2013: 19) mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian
pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari.
Onong Uchjana (1981) dalam Tamburaka (2013: 19) menyatakan bahwa jurnalistik
merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai
dari peliputan sampai dengan penyebarannya kepada khalayak.
6.
Kerangka Konseptual
Dari
definisi yang diberikan oleh para ahli peneliti berpendapat bahwa sosial media
(facebook) adalah salah satu alat komunikasi yang sangat berpengaruh terhadap
pendidikan pada saat ini. Tetapi hal ini harus diimbangi dengan orang tua yang
mengawasi secara intensif. Karena di dalam sosial media (facebook) terdapat
informasi yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh seorang mahasiswa
Akan
tetapi bila sosial media (facebook) digunakan secara cermat dan tepat
menimbulkan hal yang positif untuk kemajuan pendidikan. Oleh karena itu
mahasiswa harus sosialisasikan untuk menggunakan sosial media (facebook) secara
baik dan benar.
7.
Metodologi Penelitian
7.1.
Tekhnik Sampling
1.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini melibatkan masyarakat eksternal
kampus dan mahasiswa sebagai publik internal kampus UIN Alauddin Makassar
sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan) mahasiswa ilmu komunikasi, sebagai
objek penelitian ini.
2.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel disini harus
mewakili populasi yang lebih besar secara tepat. Sampel harus ditarik dengan
seksama menurut seperangkat aturan yang ketat. Aturan dalam menarik sampel
telah dikembangkan dengan cermat oleh para ahli statistik dan peneliti sehingga
sampel yang jumlahnya relatif sedikit sudah dapat mencerminkan karakteristik
populasi yang besar dengan akurat. Peneliti disini mengambil sampel sebanyak 60
(enam puluh) mahasiswa ilmu komunikasi dan peniliti mengambil 30 mahasiswa dan
30 mahisiswi UIN Alauddin Makassar untuk mewakili banyaknya populasi tersebut.
7.2. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peniliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara:
1. Pengamatan
Pengamatan
adalah kegiatan kita yang paling utama dan tekhnik penelitian ilmiah yang penting.
Tekhnik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek
penelitiannya, misalnya melakukan eksperimen. Dalam pengamatan ini peneliti
mengamati bagaimana pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2. Wawancara
Wawancara
adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat
dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai, dan dapat juga secara tidak
langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa
eksternal maupun internal, mengenai pengaruh sosial media (facebook) terhadap
mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
3. Kuesioner
Menurut
Umar (2002) menyatakan Kuesioner adalah
suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan terhadap
responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Peneliti menggunakan cara kuesioner dalam pengumpulan data karena
lebih cepat dalam menjaring responden dalam jumlah besar dengan waktu yang
singkat.
7.3.
Tekhnik Pengolahan Data
Setelah data
terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut yang disesuaikan dengan
kebutuhan analisis yang akan dikerjakan. Proses awal pengolahan data itu dimulai
dengan melakukan editing setiap data
yang masuk. Setelah dilakukan proses editing,
dilanjutkan dengan proses coding, yaitu
mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya. Kemudian untuk
memperjelas melihat kategori atau klasifikasi data tersebut, dibuat tabel
frekuensinya. Tabel tersebut dapat berisi satu variable (univarit), dua variable (bivariat),
atau lebih dari dua variable (multivariat).
Teknik kuantitatif lebih cocok digunakan apabila data yang berjumlah besar dan
mudah diklasifikasi dalam berbagai kategori. Analisis kuantitatif sering juga
disebut dengan analisis statistik. Cara menggunakan analisis model kuantitatif
ini acap kali dibagi menjadi tiga tahap, yaitu (1) pengolahan data; (2)
pengorganisasian data; (3) penemuan hasil. Pada analisis ini pengetahuan dan
pengukuran yang cermat menurut ilmu statistik sangat diperlukan.
7.4.
Tekhnik Analisis Data
Menurut (Bungin,
2005: 395) dalam (Ardial, 2014: 395) analisis data kuantitatif dengan tekhnik
statistik pada dasarnya adalah proses pemberian kode (identitas) terhadap data
penelitian melalui angka-angka. Penggunaan teknik statistik dalam analisis data
pada umumnya didasarkan pada tujuan penelitian. Penelitian deskriptif dengan
satu variabel, misalnya yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
karakteristik tentang suatu sample dan biasanya dengan menggunakan ukuran
penyebaran, pemusatan, dan penyimpangan baku. Ukuran penyebaran dapat dilihat
dengan distribusi frekuensi, baik mutlak maupun relatifnya (persentase).
Sedangkan ukuran pemesatan diukur dengan menggunakan teknik statistik
deskriptif, seperti Mean (M), Mediam (Md), dan Mode (Mo) dan ukuran penyimpangan, diukur dengan menggunakan
Standar Deviasi (SD), dan sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tamburaka.
Apriadi. 2013. Agenda Setting. Media Massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Abdullah.
Aceng. 2000. Press relations, kiat
berhubungan dengan media massa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bonar.
S.K. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Bumi Aksara
Branen.
Julia, 1997. Memandu Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Balack.
James dan Dean J. Champion, 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.
Bandung: Eresco.
Suyanto.
Bagong. Sutinah. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2007.
Ardial.
Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Simarmata.
Janer. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi. 2006.
Bungin.
2005: 395. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Dalam Ardial. 2014: 395. Jakarta:
Bumi Aksara.
Wright. Chales.
1973: 105. Praktik Ilmu Komunikasi. Dalam Farouk. Muhammad. 2004: 105. Jakarta
Selatan: Teraju.
proposal penelitian PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK) TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
Posted by : Alemusarai
Date :Senin, 02 Juni 2014
← Prev
Popular Posts
-
PENGARUH SOSIAL MEDIA (FACEBOOK) TERHADAP MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR 1. Latar Belakang ...
-
KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1 KERITANG KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL PROVINSI RIAU DALAM MENGENAL JARINGAN KOMPUTER BAB I PENDAHU...
-
kenapa kok ada orang yang suka sekali lihat orang lain saling musuhan. anehhh... padahal kan lebih enak kalau punya banyak teman. seperti ...
-
ISO 100, 27 mm, F 5,6, 1/125 s ISO 100, 82 mm, F 5,6, 1/125 s SO 100, 82 mm, F 5,6, 1/125 s
-
Tak hanya kamu, Aku pun gemar-gemarnya belajar Untuk lebih peka mendengar Suara hatimu yang malu-malu Mengucap rindu Tak hanya ka...
-
Nama : Tawakkal Nim : 50700112094 Semester : III Ilmu Komunikasi C Mata Kuliah : Dasar-Dasar Te...
-
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْ...
-
aku adalah penikmat senja meski telah terluka pada senja itu sendiri. aku adalah penikmat senja meski tahu akan menuju gelap hing...
Label
- Contoh Proposal Penelitian Kualitatif (1)
- Foto (2)
- Fotografi (1)
- Ilmu Komunikasi (1)
- Khutbah Jum'at (2)
- Opini Publik (1)
- Pemulung Senja (2)
- proposal penelitian kuantitatif (1)